Geger! Beberapa Jam Setelah Dipecat Putin, Starovoit Tewas Misterius

Abadikini.com, MOSKOW – Lingkar kekuasaan Kremlin kembali menjadi sorotan setelah Roman Starovoit, mantan Menteri Transportasi Rusia, ditemukan tewas beberapa jam setelah dirinya dicopot dari jabatan oleh Presiden Vladimir Putin pada Senin (7/7). Ia diduga bunuh diri, namun situasi di balik kematiannya menyisakan tanda tanya besar di tengah gejolak politik internal.
Starovoit ditemukan dengan luka tembak di dalam mobilnya di kawasan Odintsovo, pinggiran Moskow. Komite Investigasi Rusia menyebut kematian itu kemungkinan besar merupakan bunuh diri, namun penyelidikan masih berlangsung. Kejadian ini terjadi hanya berselang beberapa jam setelah pemecatannya secara mendadak dari kabinet.
Langkah Putin memberhentikan Starovoit disebut bukan karena “kurangnya kepercayaan”, menurut juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Namun, pernyataan yang terkesan diplomatis ini tak mampu meredam spekulasi mengenai konflik dan tekanan internal yang terus menggerogoti elite pemerintahan Rusia, terutama di tengah ketegangan geopolitik dan tekanan militer akibat perang Ukraina.
Sebelum menjabat sebagai menteri pada Mei 2024, Starovoit merupakan Gubernur Kursk, wilayah yang berbatasan langsung dengan Ukraina dan kerap menjadi target serangan. Ia disorot karena dianggap gagal memperkuat pertahanan daerah tersebut, meski sudah tak lagi menjabat saat gelombang serangan terbaru terjadi. Lebih jauh, media lokal melaporkan bahwa ia sedang dalam sorotan penyelidikan terkait dugaan korupsi anggaran pembangunan benteng pertahanan di Kursk.
Kematian Starovoit juga terjadi di tengah kekacauan sistem transportasi udara nasional: lebih dari 2.400 penerbangan dibatalkan, dialihkan, atau ditunda dalam beberapa hari terakhir. Pemerintah menyebut penyebabnya sebagai “campur tangan eksternal”, sementara Kementerian Pertahanan mengklaim lebih dari 400 serangan drone dan rudal Ukraina berhasil dicegat.
Namun bagi banyak pengamat, insiden ini mencerminkan ketegangan mendalam dalam tubuh pemerintahan Putin—di mana posisi menteri bukan sekadar jabatan teknis, melainkan medan konflik antara kekuasaan, loyalitas, dan rasa aman pribadi. Dalam sistem yang makin tertutup, tekanan politik bukan hanya berdampak pada karier, tapi juga nyawa.