Penonton Kecewa dengan Ending Squid Game Season 3

Abadikini.com, JAKARTA – Musim ketiga sekaligus penutup dari serial fenomenal Squid Game resmi tayang pada Jumat, 27 Juni 2025, dan langsung jadi perbincangan panas. Namun, alih-alih disambut dengan antusias, Squid Game Season 3 justru menuai reaksi yang terbelah. Sebagian penonton merasa kecewa, bahkan menilainya sebagai akhir yang terlalu gelap dan menyakitkan. Kenapa serial yang sebelumnya begitu dicintai ini justru sulit disukai di musim pamungkasnya?
Banyak penonton mengungkapkan kekecewaan karena semua akhir jalan cerita yang tragis. Penonton merasa “dikhianati” karena harapan akan kebahagiaan atau keadilan di akhir cerita justru dibungkam dengan tragis. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar orang masih melihat sinema sebagai bentuk pelarian dan harapan, bukan cermin realitas.
Melansir Bloomberg Sabtu (28/6/2025), dalam ulasannya menyebut bahwa reaksi keras terhadap musim ini menggambarkan betapa banyak orang ingin sinema memberi kelegaan, bukan kenyataan pahit. “Serial ini mencerminkan luka sosial Korea Selatan, tetapi justru itu yang membuatnya terlalu berat untuk dinikmati,” tulis Bloomberg.
Menariknya jika ditilik ulang, Squid Game Season 3 adalah musim terbaik dari sisi kedalaman cerita dan keberanian dalam mengeksplorasi sisi tergelap manusia. Setiap karakter mengalami transformasi moral yang tajam. Mereka dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit yang memperlihatkan bagaimana ambisi, prasangka, dan kerakusan bisa menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan.
Salah satu tokoh paling mengejutkan adalah peserta nomor 333, yang rela mencelakai seseorang, meski itu anaknya sendiri, demi memenangkan uang. Ini bukan sekadar soal kejam, tetapi lebih pada bagaimana tekanan hidup dan keinginan untuk menang bisa mengubah manusia menjadi makhluk yang asing bahkan bagi keluarganya sendiri.
Sutradara Squid Game, Hwang Dong-hyuk, dalam beberapa wawancara sebelumnya menyebut bahwa kisah ini memang dibuat sebagai refleksi dari dunia nyata yang kejam. “Anak-anak muda sekarang mau ambil risiko besar demi bertahan hidup, dari kripto sampai pinjaman online. Ini bukan fiksi, ini kenyataan,” ujarnya.
Keputusan untuk mengambil akhir cerita yang tidak ideal bagi harapan semua orang adalah langkah yang sangat berani dan tak populer. Hanya saja keputusan itu dibungkus dengan berbagai momen emosional yang sangat menyentuh, sekaligus menyakitkan. Penonton diajak berpisah dengan karakter utama dengan momen-momen yang menguras emosi.