Wawali Tidore: Sanggar Rau Parada Kumpulkan “Puzzle” Kebudayaan Melalui Tarian Legu-Legu

Abadikini.com, TIDORE – Wakil Wali Kota Tidore Kepulauan, Ahmad Laiman, menyampaikan apresiasinya pada pembukaan acara “Art Performance Legu-Legu” yang diselenggarakan oleh Sanggar Seni Rau Parada pada Jumat (30/5/2025) di Halaman Gedung Perpustakaan Daerah. Dalam sambutannya, Wawali Ahmad Laiman menyoroti peran penting sanggar tersebut dalam upaya pelestarian budaya, khususnya tarian Legu-Legu yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Menguak Kisah di Balik Legu-Legu dari Serpihan Sejarah
Ahmad Laiman menjelaskan bahwa tarian Legu-Legu yang ditampilkan dalam pertunjukan kolosal ini merupakan hasil penggalian sejarah dari berbagai “puzzle” budaya. “Sejak dulu, Sanggar Rau Parada memiliki konsentrasi pada upaya pelestarian budaya, terutama tarian dan aktivitas seni, yang telah diwariskan oleh leluhur,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa nilai sejarah tarian Legu-Legu digali dari potongan-potongan foto dan lukisan yang ditemukan di perpustakaan Leiden, Belanda. Selain itu, artefak seni dari Portugal dan Spanyol juga memberikan petunjuk. “Ketika kedatangan bangsa Spanyol di Tidore, mereka disambut oleh Sultan Tidore dengan menampilkan tarian yang namanya Legu-Legu, namun gerakan tariannya hanya muncul dalam serpihan gambar saja,” jelas Ahmad Laiman.
Komitmen Sanggar Rau Parada dalam Rekonstruksi Budaya
Berangkat dari serpihan-serpihan informasi tersebut, pendiri Sanggar Seni Rau Parada, bersama Maswin M. Rahman, berupaya keras menggali dan merekonstruksi tarian Legu-Legu. Mereka memanfaatkan lagu-lagu atau syair kabata untuk mencoba menampilkan kembali tarian yang selama ini hanya tergambar dalam bentuk beberapa penari wanita dengan gerakan tangan yang berlenggang-lenggok.
“Inilah adalah sebuah upaya dari Sanggar Rau Parada untuk mengumpulkan ‘puzzle-puzzle’ kebudayaan tersebut, disematkan satu per satu menjadi cerita budaya yang utuh, di mana tarian Legu-Legu akhirnya dapat ditampilkan dan dinikmati oleh semua kalangan,” tambah Ahmad Laiman.
Harapan untuk Kolaborasi Budaya
Orang nomor dua di Kota Tidore Kepulauan ini berharap ke depannya kegiatan semacam ini dapat berkolaborasi dengan seluruh komunitas sanggar yang ada di Kota Tidore Kepulauan. Ia menekankan bahwa dukungan ini tidak hanya berlaku untuk Sanggar Rau Parada, yang kebetulan menerima manfaat atau bantuan dari Kemendikbudristek, melainkan untuk semua inisiatif pelestarian budaya di wilayah tersebut.