Harga Emas Menguat Signifikan di Tengah Ketegangan Geopolitik dan Pelemahan Dolar

Abadikini.com, JAKARTA – Harga emas kembali menunjukkan kekuatannya, mencapai level tertinggi dalam seminggu terakhir pada penutupan perdagangan Rabu (21/5/2025) atau Kamis dini hari WIB. Penguatan ini didorong oleh meningkatnya permintaan aset safe haven di tengah tekanan pada Dolar AS dan memanasnya situasi geopolitik global.
Indeks Dolar AS (DXY) tercatat melorot 0,6 persen terhadap sejumlah mata uang utama dunia, membuat emas yang dibanderol dalam Dolar AS menjadi lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang lain.
Gejolak Global Picu Permintaan Aset Aman
Para investor saat ini mencermati perdebatan sengit mengenai Rancangan Undang-Undang (RUU) pemotongan pajak yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Kebijakan ini memicu kekhawatiran akan pembengkakan utang negara AS, menambah ketidakpastian ekonomi makro.
Di sisi lain, ketegangan geopolitik semakin memanas. Israel dikabarkan tengah bersiap untuk menyerang fasilitas nuklir Iran, bahkan saat pemerintahan Trump berupaya melakukan perundingan dengan Teheran terkait program pengayaan uraniumnya.
Sementara itu, konflik antara Rusia dan Ukraina masih belum menemukan titik terang menuju kesepakatan damai. Seluruh faktor ini menciptakan lingkungan yang mendorong investor untuk mencari perlindungan di aset-aset aman seperti emas.
Lonjakan Harga Logam Mulia Lainnya
Tak hanya emas, harga logam mulia lainnya juga mengalami penguatan signifikan. Dikutip dari Reuters, berikut adalah pergerakan harga logam dunia pada penutupan perdagangan Rabu (21/5/2025):
Emas spot naik 0,7 persen menjadi 3.312,77 Dolar AS per ons.
Emas berjangka AS menguat 0,9 persen menjadi 3.313,50 Dolar AS.
Perak menguat 0,8 persen menjadi 33,32 Dolar AS per ons.
Platinum naik 1,4 persen menjadi 1.068,16 Dolar AS.
Paladium menguat 0,8 persen menjadi 1.021,40 Dolar AS.
Emas secara historis dikenal sebagai investasi yang aman di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik. Bulan lalu, harga emas bahkan sempat mencapai rekor tertinggi di angka 3.500,05 Dolar AS.
Analis pasar mengemukakan bahwa penurunan harga emas beberapa waktu lalu telah merangsang investment buying, karena ketidakpastian ekonomi makro dan geopolitik masih terus membayangi. Meskipun ada sedikit peredaan perang dagang AS-China, prospek ekonomi Amerika masih dinilai lemah.