LaNyalla: Pesantren Punya Peran Besar untuk Kemajuan Indonesia
Abadikini.com, BOGOR – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, kembali melakukan safari ramadhan. Kali ini, yang dikunjungi adalah Pesantren Mama Bakry Sadeng, Bogor, Minggu (9/5/2021). Kehadiran LaNyalla disambut Pengasuh Pesantren Mama Bakry Sadeng, KH Abah Raodl Bahar Bakry.
Dalam kesempatan tersebut, Senator asal Jawa Timur itu mengatakan pesantren memiliki peran yang sangat besar terhadap kemajuan Indonesia.
“Kalau saya ditanya, apa peran pondok pesantren dalam kemajuan Indonesia? Saya akan jawab dengan dua kata saja, yaitu banyak sekali!” tutur LaNyalla tegas.
Menurutnya, pesantren adalah institusi masyarakat madani yang mandiri. Bahkan, pesantren menjadi problem solver bagi masyarakat.
“Hal ini sudah berlangsung sejak lama. Dahulu, masyarakat akan datang ke pesantren kalau ada yang sakit. Mereka minta doa ke kiai. Masyarakat yang tidak punya beras pun datang ke pesantren. Ada yang punya masalah, minta nasihat kiai, dan seterusnya,” ulasnya.
Lebih jauh lagi, LaNyalla mengatakan ulama dan kiai pengasuh pesantren pun memilik catatan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.
“Ulama dan kiai se-nusantara turut memberikan pendapat dan masukan kepada Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia, yang kemudian menjadi PPKI atau Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Termasuk sikap legowo para ulama dan kiai, yang demi keberagaman, setuju mengganti dan menghapus anak kalimat ‘Piagam Jakarta’ yang menjadi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, diganti dengan kalimat Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa,” jelasnya.
Puncak dari perjuangan di masa itu adalah lahirnya Resolusi Jihad untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Resolusi itu dikeluarkan 22 Oktober 1945 oleh Kiai Haji Hasyim Asy’ari di Surabaya.
Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur ini juga yakin Pesantren Mama Bakry Sadeng memiliki peran yang tidak kecil dalam kemerdekaan.
Apalagi, pesantren yang cukup tua di Bogor ini. Pesantren yang sudah berdiri sebelum Indonesia merdeka.
“Yang saya dengar, sebelum Indonesia merdeka, pesantren ini telah memiliki santri sekitar 3.000 orang. Luar biasa. Artinya, pesantren Mama Bakry Sadeng pasti memiliki kontribusi dan terlibat dalam proses kemerdekaan Indonesia,” katanya.
Di era modern, LaNyalla menilai peran pesantren tetap besar. Alasannya, pesantren tetap menjadi prototype institusi masyarakat madani.
“Pesantren hidup mandiri dan masih menjadi solusi bagi masyarakat sekitarnya. Baik solusi pendidikan, maupun solusi untuk menjaga kearifan lokal dalam pembangunan. Dan kalau kita bedah dari analisa ideologi, ekonomi, sosial dan budaya, pesantren masih menjadi institusi yang paling konkret memberikan sumbangsih,” terangnya.
LaNyalla mengurai lebih lanjut hal tersebut. Menurutnya, dari sisi ideologi, Pancasila jelas menempatkan Ketuhananan Yang Maha Esa di sila pertama, dan di Pasal 29 ayat 1. Dan ini menjadi domain utama Pesantren sebagai penjaga akhlak dan adab atau moral generasi bangsa ini.
Dari sisi ekonomi, selain sebagai institusi mandiri, pesantren saat ini sudah memasuki ruang ekonomi melalui koperasi pesantren dan usaha-usaha di sektor pertanian, peternakan dan lainnya.
“Apalagi jika pesantren memanfaatkan peluang pasar produk halal yang sekarang sedang digalakkan pemerintah dan sejumlah negara. Sehingga pasarnya bisa menembus manca negara, khususnya negara-negara yang membutuhkan produk halal,” katanya.
LaNyalla menilai hal ini bisa dikolaborasikan dengan Kamar Dagang dan Industri. Tetapi tentu membutuhkan dukungan dan keberpihakan pemerintah, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.
“Di sini, kami para Senator di DPD RI bisa mendorong kementerian dan lembaga terkait untuk lebih aktif melakukan pendampingan dan pembinaan pengembangan sektor usaha di Pesantren,” katanya.
Dari sisi sosial, Pesantren tentu sangat
terbukti sebagai penjaga nilai-nilai kearifan lokal dan moral. Di tengah gencarnya arus globalisasi dan gaya hidup baru, pesantren masih berperan sebagai penyeimbang, sekaligus penjaga moral generasi penerus.
Dan dari sisi budaya, pesantren masih menjadi garda terdepan lembaga pendidikan di Indonesia, khususnya bagi masyarakat sekitar pondok pesantren.
“Ini semua bukan peran kecil. Tapi peran besar dan fundamental. Belum lagi nilai-nilai budi luhur yang diajarkan di pesantren akan menjadi bekal kehidupan bagi para santri yang telah selesai menempa pendidikan di pesantren,” katanya.