Fenomena Anomali Siklon Tropis Dekat Ekuator Picu Banjir Ekstrem di Sumatera
Abadikini.com, BOGOR – Cuaca ekstrem yang menyebabkan banjir bandang di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat belakangan ini dipicu oleh fenomena atmosfer langka. Dosen Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB University, Sonni Setiawan, menganalisis bahwa bencana tersebut dipicu oleh anomali siklon tropis yang terbentuk sangat dekat dengan garis ekuator.
“Tahun ini agak menarik perhatian para meteorologis, karena siklon tropis terjadi di dekat ekuator, bahkan di bawah lintang lima derajat,” ujar Sonni Setiawan, berdasarkan informasi dari IPB University di Kota Bogor, Rabu (3/12/2025).
Fenomena ini, yang dikenal sebagai Siklon Tropis Senyar, interaksinya diperkuat oleh beberapa sistem atmosfer lain, sehingga memicu hujan ekstrem berkepanjangan di Sumatra.
Kombinasi Langka Pemicu Hujan Ekstrem
Dalam analisisnya, Sonni Setiawan menyebutkan adanya interaksi kompleks antara beberapa faktor, yaitu:
-
Siklon Tropis Senyar
-
Gelombang Ekuatorial Rossby
-
Madden Julian Oscillation (MJO) pada Fase 6 di Pasifik Barat tropis
-
IOD (The Indian Ocean Dipole)
-
La Nina yang intens, dimodulasi oleh aktivitas sunspot.
Sonni menjelaskan bahwa La Nina dan IOD yang ditandai dengan menghangatnya suhu muka laut menyediakan pasokan uap air berlimpah—syarat awal terbentuknya bibit siklon tropis. Selanjutnya, kehadiran gelombang Rossby Ekuator dan MJO menguatkan konvergensi yang mendukung genesis siklon.
Kombinasi tersebut, kata Sonni, memicu pembentukan awan-awan Cumulonimbus (CB) dalam jumlah besar dan menyebabkan hujan ekstrem berkepanjangan, yang dapat berlangsung lebih dari 24 jam di Sumatra.
Di saat bersamaan, Indonesia juga berada dalam pengaruh dua bibit siklon dan Siklon Tropis Fina, yang semakin meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi.
Anomali di Jalur Meteorologi
Sonni mengingatkan bahwa meskipun Indonesia bukan jalur utama siklon, dampaknya tetap signifikan, terutama potensi hujan ekstrem dan angin kencang. Secara normal, pembentukan siklon tropis mengikuti pergerakan matahari, namun anomali muncul tahun ini karena pembentukan terjadi sangat dekat dengan ekuator.
“Siklon tropis merupakan gangguan atmosfer berskala sinoptik yang dapat memicu bencana hidrometeorologi di wilayah yang dilaluinya, terutama dalam durasi harian di kawasan tropis,” tutup Sonni, menegaskan bahwa fenomena siklon tropis dekat ekuator ini menjadi catatan penting bagi sains meteorologi Indonesia. (Antara)



