Gubernur Melki Laka Lena Tegaskan NTT Siap Jadi Pionir Hidrogen Hijau Pertama di Asia
Abadikini.com, KUPANG – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, secara resmi membuka Lokakarya Hidrogen yang diselenggarakan oleh Hydrogène de France (HDF) Energy Indonesia. Gubernur Melki menegaskan komitmen besar NTT untuk menjadi pelopor dan pusat pengembangan energi bersih, khususnya hidrogen hijau, pertama dan terbesar di Indonesia dan Asia.
Lokakarya yang bertempat di Kantor Gubernur NTT ini bertujuan memberikan informasi mendalam kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait mengenai konsep pembangkit Renewstable HDF Energy. Teknologi ini mengintegrasikan energi terbarukan (surya dan/atau angin) dengan penyimpanan hidrogen dan baterai, sehingga menghasilkan listrik yang bersih, stabil, dan tersedia 24 jam penuh (dispatchable).
“Kesepakatan [28 Mei 2025] ini menjadi cetak biru pengembangan ekosistem hidrogen hijau pertama dan terbesar di Indonesia,” tegas Gubernur Melki dalam sambutannya.
Proyek Renewstable: Solusi Kelistrikan dan Pembelajaran Asia
Direktur Asia Pasifik HDF Energy, Mettieu Geze, mengkonfirmasi bahwa pihaknya melihat NTT sebagai pusat strategis. Ia menyatakan bahwa HDF merasa penting untuk menjelaskan progres dan arah ekosistem hidrogen yang akan dibangun di provinsi tersebut.
Melalui kerja sama ini, delapan kabupaten strategis diproyeksikan menjadi lokasi pengembangan pembangkit Renewstable, yang akan menjadi pembangkit listrik hidrogen komersial pertama di Asia sekaligus pusat pembelajaran teknologi hidrogen bagi Indonesia Timur.
Gubernur menekankan bahwa proyek Renewstable akan menjawab tantangan klasik sistem kelistrikan NTT, yaitu biaya operasional tinggi dan ketergantungan pada pembangkit fosil, dengan menyediakan pasokan listrik yang lebih stabil dan berkelanjutan.
Langkah Strategis Dekarbonisasi Maritim
Selain kelistrikan, Gubernur Melki juga menyoroti peran hidrogen hijau dalam dekarbonisasi sektor maritim. Mengingat NTT adalah provinsi kepulauan, transformasi transportasi laut sangat krusial.
Saat ini, PT HDF Energy Indonesia bersama Kementerian Perhubungan, PT ASDP, PT PLN, dan International Maritime Organization (IMO) sedang mengkaji penggunaan hidrogen hijau sebagai bahan bakar kapal feri, terutama untuk rute Kupang–Rote.
“Konversi kapal Feri dari bahan bakar fosil ke hidrogen hijau adalah langkah vital untuk mencapai target emisi nol bersih nasional,” terang Gubernur. Hal ini menempatkan NTT sebagai salah satu contoh awal dekarbonisasi sektor maritim di dunia.
Empat Agenda Percepatan Realisasi Investasi
Pemerintah Provinsi NTT bersama HDF Energy telah menyepakati empat agenda strategis untuk mempercepat realisasi investasi, meliputi:
1. Pengumpulan Data dan Kajian Teknis potensi energi terbarukan.
2. Fasilitasi Perizinan dan Lintas Sektor untuk memangkas hambatan birokrasi.
3. Penguatan Kebijakan Energi Daerah, di mana hasil kajian hidrogen akan menjadi referensi dalam RUED NTT.
4. Peningkatan Kapasitas SDM Lokal untuk memastikan transfer pengetahuan teknologi hidrogen.
Gubernur menegaskan, “Sinergi teknologi mutakhir, regulasi adaptif, dan partisipasi pemangku kepentingan adalah kunci mewujudkan NTT sebagai pusat hidrogen hijau di Asia.”



