Dedikasi 36 Tahun Berbuah Status PPPK, Guru PAUD Asnat Tegaskan Pendidikan Dasar Bentuk Karakter Unggul
Abadikini.com, JAKARTA – Kisah pengabdian luar biasa datang dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Guru PAUD di Desa Fotila, Asnat Nenabu, yang telah mendedikasikan hidupnya selama 36 tahun sebagai pendidik honorer, kini diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) paruh waktu.
Perubahan status ini terwujud setelah videonya mendapatkan respons langsung dari Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.
Bu Guru Asnat mengungkapkan tekadnya untuk terus mengajar sampai akhir hayatnya. “Sampai saya tidak bisa berjalan, baru saya berhenti (mengajar). Biar saya berbakti kepada manusia dan bangsa, buat anak-anak saya. Biar sampai saya mata buta, baru saya berhenti,” katanya dilansir Antara, Senin (1/12/2025).
Pentingnya Pendidikan Dasar Sebagai Pembentuk Karakter
Meskipun puluhan tahun hanya menerima upah honorer sebesar Rp 200 ribu per bulan (kini naik menjadi Rp 500 ribu per bulan sejak enam bulan terakhir di tahun 2025), hal itu tidak pernah menyurutkan semangat Asnat. Baginya, pendidikan adalah panggilan jiwa, dan ia bersungguh-sungguh menanamkan nilai-nilai utama sejak anak usia dini.
Asnat meyakini bahwa pondasi pendidikan yang kuat dimulai dari PAUD adalah kunci pembentukan generasi berkarakter.
“Saya didik mereka dari etika, dari keberanian mereka, dari kejujuran mereka. Saya didik supaya mereka semakin hari semakin bertumbuh yang baik. Kalau dari dasar, PAUD itu didik dengan baik, semakin hari semakin mereka besar, mereka akan punya karakter,” tutur Bu Asnat.
Mengawal Anak Bangsa Sejak dalam Kandungan
Komitmen Asnat dalam mendidik bahkan dimulai sebelum anak-anak tersebut lahir. Selain mengajar PAUD, ia juga menjabat sebagai Ketua Posyandu di kampungnya, yang memungkinkannya mengawal tumbuh kembang anak sejak dini.
“Saya mendidik mereka mulai dari dalam kandungan ibu, sejak satu bulan dalam kandungan sampai sembilan bulan. Itu saya kawal para ibu hamil sampai melahirkan, lalu mereka dua tahun ke atas, tiga tahun ke atas, saya rangkul lagi untuk masuk ke PAUD,” ujarnya.
Untuk mencukupi kebutuhan hidup, Bu Asnat juga bekerja sebagai petani setelah selesai mengajar, menanam jagung, ubi, atau pisang.
Melalui pesannya, Bu Asnat mengajak seluruh guru di Indonesia untuk terus mengabdi demi masa depan anak-anak bangsa. “Mari kita semangat untuk mendidik mereka. Kita harus membawa mereka dari kebodohan ke luar kepada kepintaran atau yang terbaik,” pungkasnya.



