Rocky Gerung: NU Sedang Terseret Arus Politik dan Bisnis
Abadikini.com, JAKARTA – Polemik internal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kian memanas. Sorotan publik mengarah tajam kepada Ketua Umum Yahya Cholil Staquf yang dinilai mengabaikan risalah Syuriyah—forum tertinggi dalam struktur NU—yang memintanya mundur dari jabatan.
Pengamat politik Rocky Gerung melihat kegaduhan ini sebagai potret krisis yang sudah lama terakumulasi dalam tubuh ormas Islam terbesar tersebut. Ia menyebut NU sedang berada pada persimpangan antara idealisme dan kepentingan politik praktis.
“NU dirancang sebagai organisasi penjaga etika dan nilai. Tapi yang terlihat sekarang, ia justru terseret dalam tarik-menarik kepentingan politik pragmatis,” ujar Rocky dalam kanal YouTube miliknya, dilansir Rabu (26/11/2025).
Menurutnya, basis religius yang selama ini menjadi fondasi NU kini berbenturan dengan godaan pragmatisme dan dinamika bisnis. “Organisasi yang lahir dari nilai-nilai kuat pada akhirnya ikut terbawa arus. Ada panggilan sejarah yang membuat NU terseret masuk ke gelanggang politik, dan belakangan juga ke ranah bisnis,” tambahnya.
Rocky menilai pertarungan gagasan di lingkungan NU masih akan berlanjut. “Kita lihat bagaimana evolusi NU ke depan, apakah lebih condong ke pikiran-pikiran akomodatif atau justru ke pragmatisme,” tutupnya.


