NU Dinilai Menjauh dari Kebutuhan Nahdliyin, Isu Ideologi Barat Jadi Sorotan
Abadikini.com, JAKARTA – Peneliti politik dan pengamat media, Buni Yani, menyatakan bahwa kegaduhan internal yang tengah melanda Nahdlatul Ulama (NU) bukanlah sesuatu yang mengejutkan baginya. Ia menilai semua ini merupakan konsekuensi dari arah organisasi yang dianggap telah bergeser terlalu jauh ke ranah politik praktis.
“NU telah terseret mendukung Joko Widodo yang saya nilai zalim selama satu dekade,” ujar Buni Yani melalui akun Facebook-nya, Senin (24/11/2025).
Menurutnya, NU justru digiring pada isu-isu yang tidak menjadi kebutuhan mendesak warga Nahdliyin, terutama mereka yang tinggal di pedesaan dengan tingkat pendidikan yang masih terbatas. Ia mengkritik masuknya konsep pluralisme, inklusivitas, hingga gagasan-gagasan progresif dari Barat yang dinilai tidak relevan dengan kebutuhan dasar jemaah.
Buni Yani menegaskan bahwa fokus utama NU seharusnya berada pada pendidikan modern, penguatan kapasitas administrasi organisasi, pemberdayaan ekonomi, serta peningkatan kemandirian warga Nahdliyin. Ironisnya, menurut dia, aspek-aspek penting tersebut justru tidak digarap secara serius oleh elite pengurus NU.
Gelombang kritik terhadap NU menguat seiring mencuatnya desakan mundur terhadap Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, yang kini menjadi sorotan publik setelah muncul ultimatum internal yang mengguncang tubuh organisasi.



