Shutdown Bikin Lapar: Warga Amerika Kini Antre Makan Gratis
Abadikini.com, NEW YORK – Ratusan warga tampak mengantre panjang di depan pos distribusi Food Bank for New York City pada Rabu (12/11). Penutupan atau shutdown pemerintahan Amerika Serikat yang telah berlangsung lebih dari sebulan membuat banyak keluarga terpaksa bergantung pada bantuan makanan gratis untuk bertahan hidup.
Antrean dimulai sejak pagi hari di kawasan Harlem dan Brooklyn. Warga dari berbagai latar belakang—termasuk pegawai federal yang dirumahkan sementara tanpa gaji—menunggu giliran menerima paket bahan makanan berisi beras, roti, sayur, dan kebutuhan pokok lainnya.
“Kami tidak pernah menyangka akan berada di posisi ini. Biasanya kami menyumbang ke sini, sekarang kami yang menerima bantuan,” kata seorang pegawai taman nasional yang mengaku belum menerima gaji sejak awal Oktober.
Lembaga amal seperti Food Bank for New York City dan Feeding America melaporkan lonjakan permintaan hingga dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya. Banyak warga yang baru pertama kali meminta bantuan pangan, terutama dari kalangan pekerja pemerintahan, kontraktor federal, dan keluarga berpenghasilan tetap.
Kondisi ini menyoroti dampak sosial yang luas dari kebuntuan politik di Washington. Shutdown membuat berbagai lembaga publik berhenti beroperasi, pembayaran gaji tertunda, dan program bantuan sosial pemerintah terhambat. Akibatnya, beban penanganan kesejahteraan sementara berpindah ke organisasi nirlaba.
“Situasinya sangat sulit. Kami berupaya menambah stok makanan, tapi antrean semakin panjang setiap hari,” ujar salah satu relawan Food Bank kepada wartawan.
Di beberapa negara bagian lain seperti California dan Texas, lembaga bantuan serupa juga melaporkan peningkatan tajam jumlah penerima manfaat. Pemerintah daerah setempat bahkan mulai menyiapkan dapur umum darurat untuk menampung lonjakan kebutuhan pangan warga terdampak shutdown.
Penutupan pemerintahan kali ini menjadi salah satu yang terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat. Perdebatan anggaran antara Kongres dan Gedung Putih membuat jutaan pegawai federal kehilangan akses pendapatan, sementara inflasi dan biaya hidup yang tinggi memperparah tekanan ekonomi rumah tangga.
Sementara itu, para relawan terus bekerja tanpa henti menyalurkan bahan makanan, memastikan warga paling rentan tidak kelaparan di tengah kebuntuan politik nasional. Antrean panjang di jantung kota New York kini menjadi simbol nyata betapa rapuhnya sistem sosial di negara yang kerap disebut paling makmur di dunia.



