AS Bokek, Negara Eropa Patungan Bayar Gaji Tentara Amerika
Abadikini.com, WASHINGTON – Krisis politik di Washington kini menjalar ke benua Eropa. Penutupan pemerintahan Amerika Serikat (government shutdown) yang telah berlangsung lebih dari 40 hari memaksa sejumlah negara Eropa menanggung sendiri biaya operasional pangkalan militer AS di wilayah mereka.
Menurut laporan Associated Press yang dikutip RIA Novosti pada Senin (10/11), negara-negara seperti Jerman, Polandia, Lituania, dan Greenland harus merogoh kas daerah untuk membayar kebutuhan dasar para pegawai pangkalan yang tidak menerima gaji sejak awal Oktober. Di Italia dan Portugal, para pekerja memilih tetap bertugas meski upah belum cair — langkah yang menunjukkan loyalitas sekaligus tekanan ekonomi yang mereka tanggung.
Pemerintah Eropa berharap Washington akan mengganti seluruh biaya setelah kebuntuan anggaran berakhir. Namun hingga kini, tidak ada kepastian waktu kapan pemerintahan federal AS akan kembali beroperasi penuh.
Kebuntuan itu bermula sejak 1 Oktober, ketika Kongres gagal menyepakati rancangan anggaran tahun fiskal baru. Akibatnya, sejumlah lembaga federal yang bergantung pada pendanaan langsung dari Kongres terpaksa menghentikan sebagian besar kegiatan operasionalnya.
Portal Axios melaporkan, Partai Demokrat di Senat telah menyatakan kesiapan untuk menyetujui rancangan undang-undang pendanaan sementara guna membuka kembali pemerintahan. Sementara itu, menurut pendiri Punchbowl, Jake Sherman, Gedung Putih sudah menyatakan dukungan terhadap usulan tersebut.
Namun Presiden Donald Trump menilai penutupan pemerintahan bisa menjadi “momen efisiensi” untuk memangkas program-program federal yang dianggap tidak produktif. Ia menuding Partai Demokrat sengaja menghambat kesepakatan anggaran demi kepentingan politik.
Bagi negara-negara Eropa yang menjadi tuan rumah pangkalan militer AS, krisis ini menjadi ujian nyata: sejauh mana sekutu mereka di Washington bisa diandalkan bahkan untuk membayar gaji pasukan sendiri.


