Hamas Klaim Siap Meletakkan Senjata, Tantang Israel Tunjukkan Itikad Damai
Abadikini.com, JAKARTA – Gerakan perlawanan Palestina Hamas dilaporkan siap meletakkan senjata sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Israel. Amerika Serikat dikabarkan telah menyetujui format pelucutan senjata itu, menurut laporan harian inter-Arab Asharq Al-Awsat yang mengutip mediator AS, Bishara Bahbah.
Bahbah menyebut Hamas telah berkomitmen untuk tidak lagi mengembangkan atau menyelundupkan senjata ke Jalur Gaza. Namun, proses menuju perdamaian penuh masih menghadapi hambatan dari pihak Israel. “Israel bersikeras agar seluruh terowongan bawah tanah Hamas dihancurkan sebelum rekonstruksi Gaza dimulai — langkah yang bisa memakan waktu bertahun-tahun,” ujar Bahbah.
Ia menuding Israel sengaja menunda implementasi tahap kedua gencatan senjata dalam rencana penyelesaian konflik yang digagas Presiden Donald Trump. Meski begitu, Bahbah menegaskan bahwa Washington “tidak akan membiarkan perjanjian itu gagal, sekeras apa pun upaya Israel untuk menggagalkannya.”
Bishara Bahbah sendiri dikenal sebagai tokoh Arab-Amerika yang pernah memimpin kelompok pendukung Trump pada kampanye presiden 2024. Melalui saluran komunikasi tak resmi yang ia bangun dengan Hamas, AS sebelumnya berhasil mengamankan pembebasan tentara Israel-Amerika, Edan Alexander, dari Gaza — upaya yang kemudian berkembang menjadi negosiasi formal di Doha, Qatar.
Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel mulai berlaku 10 Oktober lalu. Tiga hari kemudian, Trump bersama Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi, Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menandatangani deklarasi gencatan senjata Gaza.
Kesepakatan itu mencakup pembebasan 20 sandera Israel yang masih hidup sebagai imbalan atas pelepasan 1.968 tahanan Palestina — terdiri dari 1.718 warga Gaza dan 250 tahanan dengan vonis panjang.
Rencana gencatan senjata ini merupakan bagian dari “20 poin solusi Gaza” yang diluncurkan Trump pada 29 September. Dalam rancangan itu, Hamas dan faksi-faksi lain diminta melepas kendali pemerintahan di Gaza dan menyerahkannya kepada komite teknokratis Palestina yang netral, di bawah pengawasan dewan internasional pimpinan Trump.
Sementara itu, Wall Street Journal melaporkan bahwa pembahasan tahap kedua gencatan senjata kini berfokus pada pelucutan total senjata Hamas, pembentukan pemerintahan pascaperang, dan kemungkinan penempatan pasukan stabilisasi internasional di Gaza.



