Usai Sidak Dedi Mulyadi, Citra Merek Aqua Jadi Rusak Soal Pakai Air Sumur

Abadikini.com, JAKARTA – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membuat publik geger setelah melakukan inspeksi mendadak ke salah satu pabrik Aqua di Subang. Sidak itu mengungkap fakta mengejutkan air mineral yang selama ini diklaim murni berasal dari mata air pegunungan, ternyata disedot dari sumur bor dalam.
Temuan ini sontak memantik reaksi luas di media sosial. Banyak warganet merasa citra “air pegunungan alami” yang selama puluhan tahun melekat pada merek Aqua, ternyata tidak seindah kenyataan.
Dalam berbagai iklan, Aqua menggambarkan airnya bersumber dari mata air pegunungan yang tersaring alami lewat lapisan batuan. Namun, hasil pantauan Dedi menunjukkan proses pengambilan air dilakukan menggunakan sistem pengeboran tanah dalam.
Komentar publik pun membanjiri linimasa X (Twitter).
“Sidak pabrik Aqua di Subang, Dedi Mulyadi kaget banget pas tahu airnya bukan dari pegunungan tapi hasil bor dalam tanah. Iklannya bilang 100% murni air pegunungan, ternyata se-negara kena prank,” tulis akun @bobby_risako###. Dilansir Kamis (23/10/2025).
Akun lain, @Santorinis### menimpali, “Berita besar nih! Kata ‘mata air pegunungan’ ternyata cuma bahasa marketing. Faktanya air tanah dalam! Merknya? Ya merk ‘air’ yang artinya sama dengan ‘aqua’.”
Sementara @abu_war## menulis sinis, “Selama ini Aqua dianggap premium karena nama besar Danone dan iklannya yang megah. Ternyata cuma air sumur bor juga.”
Klarifikasi dari Aqua
Menanggapi viralnya video sidak tersebut, PT Tirta Investama selaku produsen Aqua akhirnya memberikan klarifikasi resmi. Dalam pernyataannya, perusahaan menegaskan bahwa informasi yang beredar di media sosial tidak sepenuhnya benar.
“[Klarifikasi ini] meluruskan informasi yang saat ini beredar di media sosial, yang menyebutkan bahwa Aqua menggunakan air dari sumur bor biasa, bukan dari air pegunungan, serta menyoroti isu pajak, SIPA, dampak lingkungan, hingga kontribusi sosial perusahaan. Kami ingin tidak ada kesalahpahaman di masyarakat,” tulis Aqua melalui laman resminya, dikutip Kamis (23/10/2025).
Aqua menyebut bahwa setiap sumber air yang digunakan telah melewati studi hidrogeologi dan perizinan ketat, termasuk Surat Izin Pengambilan Air (SIPA) dari pemerintah. Mereka juga menegaskan bahwa sistem pengambilan air dengan metode pengeboran bukan berarti menggunakan “air sumur biasa”, melainkan teknologi akses ke lapisan air pegunungan yang berada di bawah tanah, tetap menjaga kualitas dan keberlanjutan lingkungan.
Publik Masih Menunggu Penjelasan Detail
Meski klarifikasi telah disampaikan, banyak pihak menilai perlu adanya transparansi lebih lanjut terkait proses pengambilan air dan definisi “mata air pegunungan” yang digunakan dalam iklan.
Langkah Dedi Mulyadi dianggap penting sebagai bentuk pengawasan terhadap industri air kemasan yang beroperasi di wilayah Jawa Barat. Sebab, di balik citra biru yang menenangkan, publik kini menuntut kejelasan antara narasi pemasaran dan realitas produksi.
Sampai berita ini diturunkan, diskusi soal “air pegunungan atau sumur bor” masih menjadi topik panas di media sosial. Sidak Dedi bukan hanya mengguncang citra merek besar seperti Aqua, tapi juga membuka perdebatan lebih luas tentang kejujuran industri dan hak konsumen atas informasi yang benar.