Venezuela Ultimatum Trump: Hentikan Operasi CIA Sebelum Dunia Terbakar

Abadikini.com, JAKARTA – Pemerintah Venezuela melancarkan kecaman keras terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, usai sang presiden secara terbuka mengakui telah memberi izin kepada CIA melakukan operasi rahasia di wilayah Venezuela. Caracas menyebut pernyataan Trump sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kemarahan itu muncul setelah The New York Times melaporkan bahwa pemerintahan Trump memang telah menyetujui operasi rahasia CIA di Venezuela. Tak lama berselang, Trump sendiri membenarkan kabar tersebut saat berbicara kepada wartawan, Rabu waktu setempat.
“Venezuela menolak pernyataan yang agresif dan tidak bertanggung jawab dari Presiden AS, yang secara terbuka mengakui operasi yang mengancam perdamaian dan stabilitas negara kami,” tegas Menteri Komunikasi dan Informasi Freddy Ñáñez dalam pernyataan resmi pemerintah, Kamis (16/10/2025).
Menurut Ñáñez, pengerahan pasukan militer dan agen CIA di kawasan Karibia merupakan bagian dari kebijakan agresif Washington yang berupaya menekan Caracas melalui ancaman dan intimidasi. Pemerintah Venezuela menilai langkah AS itu tidak hanya berbahaya bagi kedaulatan negaranya, tetapi juga bagi stabilitas regional.
Sebagai respons, Venezuela telah membawa isu tersebut ke forum luar biasa para menteri luar negeri Komunitas Negara-Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC). Caracas mendesak adanya sikap tegas dan langkah kolektif dari negara-negara kawasan terhadap apa yang disebutnya “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan nasional.”
“Besok, Misi Tetap Venezuela di PBB akan menyerahkan nota diplomatik resmi kepada Dewan Keamanan dan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres,” lanjut pernyataan pemerintah. Venezuela juga menuntut agar AS dimintai pertanggungjawaban atas tindakannya, serta meminta komunitas internasional mengambil langkah untuk mencegah eskalasi militer di Karibia wilayah yang sejak 2014 telah dideklarasikan sebagai zona damai oleh CELAC.
Ketegangan antara Caracas dan Washington kembali meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Militer AS dilaporkan berulang kali menenggelamkan kapal yang diduga terlibat dalam penyelundupan narkoba di perairan Venezuela. Washington berdalih operasi itu merupakan bagian dari upaya memberantas kejahatan lintas negara dan perdagangan narkotika.
Namun bagi Venezuela, operasi tersebut hanyalah dalih untuk melakukan intervensi. Apalagi sebelumnya, pada 19 Agustus lalu, Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt sudah menegaskan bahwa Trump siap menggunakan “seluruh unsur kekuatan Amerika” untuk memerangi perdagangan narkoba, termasuk opsi operasi militer di Venezuela.
Langkah Trump ini menambah panjang daftar ketegangan antara kedua negara yang sejak lama bersitegang akibat sanksi ekonomi, tuduhan pelanggaran HAM, hingga perebutan pengaruh di kawasan Amerika Latin. Caracas menegaskan, mereka tidak akan tinggal diam menghadapi “agresi terbuka” dari Washington.