PBB Gerak Cepat Galang Dana Tambah Alokasi $11 Juta untuk Pembangunan Kembali Gaza

Abadikini.com, JAKARTA – Setelah kesepakatan damai fase pertama yang berhasil menukar sandera antara Hamas dan Israel pada Senin (13/10/2025), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan cepat mengumumkan kesepakatan gencatan senjata fase II pada Selasa (14/10/2025).
Dalam unggahan di akun Truth Social miliknya, Presiden Trump menekankan bahwa meskipun beban berat telah terangkat, pekerjaan belum selesai, terutama terkait pemulangan jenazah sandera yang masih ditahan.
“Beban berat telah terangkat, tetapi pekerjaan belum selesai. Jenazah belum dikembalikan seperti yang dijanjikan! Tahap kedua dimulai sekarang juga!” tegas Trump.
Pada fase kedua ini, AS mendesak pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Jalur Gaza, pembentukan pasukan multinasional, dan pelucutan senjata Hamas. Walau ada rintangan terkait pelucutan senjata dan pembentukan pemerintahan teknokratis yang independen, momentum perdamaian terus didorong.
PBB Tambah Bantuan Darurat dan Siapkan Rencana Pembangunan
Menyusul hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza di Sharm El Sheikh yang mendeklarasikan pembangunan kembali wilayah kantong yang hancur, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) bergerak cepat mengumpulkan donasi.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Tom Fletcher, mengumumkan alokasi dana bantuan tambahan sebesar $11 juta AS (sekitar Rp 182 miliar) ke Jalur Gaza, menambah $9 juta AS yang telah dialokasikan pekan lalu dari Dana Tanggap Darurat Pusat (CERF) PBB.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan, rencana kemanusiaan 60 hari pertama gencatan senjata akan mencakup pasokan makanan, air, layanan kesehatan, persediaan tempat tinggal, hingga dukungan perlindungan.
Hambatan Bantuan Terus Menerpa
Sayangnya, implementasi pengiriman bantuan masih menghadapi hambatan. Pada Rabu (15/10/2025), Israel hanya mengizinkan setengah dari jumlah truk bantuan yang disepakati masuk ke Gaza, serta melarang masuknya bahan bakar atau gas, kecuali untuk kebutuhan infrastruktur kemanusiaan.
Badan militer Israel, COGAT, menyalahkan Hamas atas lambatnya pembebasan jenazah sandera sebagai alasan pembatasan truk bantuan (maksimal 300 truk per hari).
Meskipun demikian, badan-badan seperti Program Pangan Dunia PBB (WFP) dan UNICEF telah berhasil mendatangkan puluhan hingga ratusan truk berisi perlengkapan penyelamat seperti tenda, pakaian musim dingin, dan perlengkapan kebersihan. PBB terus mengeluhkan adanya hambatan pendaftaran yang berkelanjutan bagi sekitar 50 kelompok bantuan internasional.