Viral, Beredar E-Flyer Palsu Serang Purbaya, Ngabalin Jadi Korban Fitnah Politik

Abadikini.com, JAKARTA — Jagat media sosial dihebohkan dengan beredarnya e-flyer yang menarasikan seolah-olah politisi Partai Golkar Ali Mochtar Ngabalin sedang menyerang Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
Dalam e-flyer tersebut, Ngabalin disebut menyinggung Purbaya soal kondisi ekonomi Indonesia yang “carut-marut” dan menuding gaya lebih menonjol daripada kerja. Narasi itu dikemas seolah Ngabalin tengah berbicara dengan nada marah di depan publik.
Namun, tudingan tersebut langsung dibantah oleh Hanizar, seorang jurnalis sekaligus pegiat media sosial yang mengenal dekat sosok Ngabalin. Ia menegaskan bahwa isi e-flyer itu palsu dan tidak mencerminkan karakter asli Ngabalin.

“Saya kenal baik beliau. Kalimat-kalimat itu memang dibuat mirip dengan gaya bicara Ngabalin yang tegas dan blak-blakan, tapi yang kenal beliau tahu itu jebakan. Pak Ngabalin tidak pernah asal bicara apalagi menebar fitnah,” ujar Hanizar dalam keterangan rilis, Selasa (14/10/2025).
Hanizar menggambarkan Ngabalin sebagai sosok muslim yang taat, berakhlak baik, dan sangat berhati-hati dalam berbicara di ruang publik. Menurutnya, Ngabalin selalu menempatkan etika dan tanggung jawab moral di atas kepentingan politik.
“Beliau itu orang baik dan sangat menjaga ucapannya. Keras tapi jujur, tegas tapi beretika. Tidak mungkin menyerang sesama pejabat pemerintah, apalagi yang sama-sama bekerja untuk negara,” tambahnya.
Hanizar menilai penyebaran e-flyer tersebut bukan pekerjaan iseng, melainkan operasi politik yang terencana dengan rapi. Ia menyoroti waktu penyebaran yang bertepatan dengan meningkatnya sorotan publik terhadap isu ekonomi nasional.
“Bahasanya pas, desainnya rapi, dan momennya tepat di tengah isu ekonomi yang sedang panas. Ini bukan kebetulan, ini operasi politik,” tegas Hanizar.
Menurutnya, publik mudah terpancing karena reputasi Purbaya tengah berada di puncak. Menteri Keuangan itu dikenal tenang, rasional, dan disukai media.
“Publik cinta figur seperti Purbaya. Jadi ketika muncul narasi seolah Ngabalin menyerang dia, banyak yang langsung percaya tanpa verifikasi,” katanya.
Ia menilai para penyebar hoaks ini paham betul cara kerja algoritma media sosial: cukup memadukan dua nama besar, lalu membiarkan publik terpecah.
Lebih jauh, Hanizar menduga dalang di balik operasi ini bukan dari luar pemerintahan, melainkan dari kalangan internal yang merasa terganggu dengan pengaruh Ngabalin di tubuh Partai Golkar.
“Ini bukan kerjaan oposisi. Ini lebih mirip permainan orang dalam yang iri dengan posisi strategis Ngabalin sebagai jembatan diplomasi partai dan pemerintahan. Banyak yang panas karena pengaruh beliau cukup besar,” ujarnya.
Hanizar menyebut pola fitnah ini mirip dengan propaganda digital yang kerap dipakai akun anonim: desain murahan, foto provokatif, dan kutipan palsu yang memancing emosi publik.
“Template-nya seperti propaganda lama — pakai foto Ngabalin yang sedang bicara tegas, diberi kutipan palsu, lalu disebar ke grup WhatsApp dan Telegram. Dalam hitungan jam, langsung viral,” katanya.
Ia menegaskan, Ngabalin dikenal sebagai politisi yang tegas namun selalu berbicara berdasarkan data, bukan emosi. Ia tak mungkin menyerang Purbaya yang dikenal profesional dan bekerja baik di bidang fiskal.
“Keduanya tokoh baik, sedang bekerja di jalurnya masing-masing satu mengurus fiskal, satu menjaga komunikasi politik dan hubungan kelembagaan. Tidak ada alasan untuk bentrok,” ujar Hanizar.
Hanizar juga mengingatkan Partai Golkar agar tidak menganggap enteng kasus ini. Menurutnya, serangan terhadap Ngabalin adalah sinyal adanya celah keamanan komunikasi internal partai.
“Kalau sosok sebesar Ngabalin bisa difitnah seperti ini, bagaimana dengan kader lain yang belum punya pengaruh sekuat beliau? Golkar harus bergerak cepat. Ini soal marwah partai,” ujarnya menegaskan.
Meski begitu, Hanizar meyakini Ngabalin tidak akan terprovokasi. Sebagai politisi senior yang sudah makan asam garam politik nasional dan internasional, ia dinilai cukup matang menghadapi serangan seperti ini.
“Beliau tidak akan turun ke level adu mulut. Kalau mau, mudah saja melacak jejak digital pelakunya. Tapi saya yakin beliau akan membiarkan waktu dan fakta yang membongkar kebohongan ini,” pungkasnya.