Resmi Pimpin KPA Deiyai, Bupati Melkianus Mote Tekankan Keterlibatan Komunitas Rentan untuk Tanggulangi HIV/AIDS

Abadikini.com, DEIYAI – Bupati Deiyai, Melkianus Mote, ST, kini secara resmi menjabat sebagai Ketua Umum Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Deiyai Periode 2025-2030. Pelantikan pengurus KPA ini dilakukan oleh Ketua KPA Provinsi Papua Tengah, Frenny Anouw, S.IP, di Aula BKD Deiyai pada Rabu (8/10/2025).
Dalam sambutannya, Bupati Melkianus Mote menegaskan bahwa upaya penanggulangan HIV/AIDS di Deiyai memerlukan pendekatan yang lebih terarah dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, khususnya kelompok yang rentan.
“Menjadi petugas KPA itu tidak mudah. Mulai tahun ini, kita perlu membentuk komunitas-komunitas rentan seperti mama-mama pasar, anak-anak terminal, dan pekerja karaoke agar sosialisasi bisa tepat sasaran,” tegas Bupati.
Bupati Melkianus juga menuntut adanya akuntabilitas dan keseriusan dalam misi kemanusiaan ini. Ia memastikan bahwa penyaluran dana hibah akan dilakukan setelah program kerja dimulai.
“Saya harap kegiatan dijalankan dulu, baru dana hibah bisa diproses. Kita harus tunjukkan keseriusan dalam bekerja menyelamatkan sesama,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan penuh pemerintah, Bupati menambahkan bahwa pada tahun depan, pengurus KPA Deiyai akan didaftarkan dalam program BPJS Ketenagakerjaan untuk menjamin perlindungan sosial mereka.
Deiyai Urutan Keempat, Sosialisasi di Sekolah Diperkuat
Ketua KPA Provinsi Papua Tengah, Freny Anou, mengungkapkan bahwa meskipun terdeteksi sekitar 160 kasus HIV/AIDS di Deiyai, diperkirakan masih banyak warga yang belum memeriksakan diri. Oleh karena itu, sosialisasi langsung ke kelompok masyarakat harus ditingkatkan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Deiyai, Mando Mote, menyoroti pentingnya edukasi sejak usia sekolah sebagai langkah pencegahan dini.
“Sosialisasi perlu dilakukan di tingkat SMP dan SMA karena Deiyai menempati urutan keempat di Papua Tengah dalam jumlah kasus HIV/AIDS,” jelasnya dilansir dari Nabire.Net.
Ia menutup dengan mengingatkan bahwa pencegahan HIV/AIDS adalah tanggung jawab kolektif—mulai dari individu, keluarga, lembaga keagamaan, hingga seluruh jajaran pemerintah.