Sri Mulyani Hingga Budi Gunawan Terdepak, Prabowo Lakukan Perombakan Kabinet Mendadak

Abadikini.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto melakukan perombakan besar di Kabinet Merah Putih, Senin (8/9/2025). Keputusan mendadak ini diumumkan langsung oleh Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo, di Istana Negara.
“Berdasarkan evaluasi yang terus dilakukan serta berbagai masukan, sore ini Bapak Presiden memutuskan untuk merombak susunan Kabinet Merah Putih,” kata Prasetyo.
Dalam reshuffle tersebut, lima menteri resmi diganti, yaitu:
1. Budi Gunawan, dicopot dari jabatan Menko Polhukam
2. Sri Mulyani, tidak lagi menjabat Menteri Keuangan
3. Abdul Karding, diberhentikan sebagai Menteri Perlindungan dan Pekerja Migran Indonesia
4. Budi Arie, diganti dari posisinya sebagai Menteri Koperasi
5. Dito Aritedjo, dilepas dari kursi Menteri Pemuda dan Olahraga
Langkah Presiden Prabowo ini dilakukan di tengah situasi politik yang memanas pascakerusuhan di Jakarta pada akhir Agustus lalu.
Salah satu nama yang paling menyita perhatian publik adalah Sri Mulyani. Ia baru saja menjadi korban penjarahan saat rumah pribadinya diserbu massa. Melalui akun Instagram @smindrawati, ia menuliskan refleksi emosional:
> “Dalam kerusuhan tidak pernah ada pemenang. Yang ada hanyalah hilangnya akal sehat, rusaknya harapan, runtuhnya fondasi berbangsa dan bernegara. Kita negara hukum, yang berperikemanusiaan, adil, dan beradab.”
Sri Mulyani juga mengenang lukisan bunga buatannya 17 tahun lalu yang ikut dihancurkan dalam insiden itu. Menurutnya, lukisan tersebut bukan sekadar karya seni, tetapi simbol perjalanan hidup dan kenangan keluarganya.
Di tengah simpati publik, beredar isu dirinya memilih mundur setelah tragedi itu. Namun kabar tersebut segera dibantah sejumlah kolega di kabinet.
Sementara itu, Budi Arie kembali menjadi sorotan karena namanya sempat disebut-sebut dalam kasus judi online, meski ia bersikeras menolak tudingan tersebut.
Perombakan kabinet ini semakin menegaskan dinamika politik yang kian panas. Publik kini menanti siapa saja yang akan menggantikan posisi-posisi strategis tersebut, sekaligus bagaimana langkah Presiden Prabowo meredam gejolak pascakerusuhan.