Prabowo Hadirkan Lintas Iman, Ngabalin: Tak Ada Kompromi untuk Koruptor

Abadikini.com, JAKARTA – Pertemuan lintas iman yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Senin (1/9/2025), menjadi panggung penting dalam menguatkan komitmen nasional melawan korupsi. Forum itu mempertemukan pemimpin partai politik, pemuka agama, serikat buruh, hingga aktivis muda untuk merumuskan sinergi kekuatan hukum dan moral.
Menanggapi hal itu, Guru Besar Busan University of Foreign Studies sekaligus Ketua DPP Partai Golkar Bidang Politik Luar Negeri, Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin menilai langkah Prabowo menghadirkan tokoh lintas iman sebagai momentum baru pemberantasan korupsi.
“Bangsa ini butuh revolusi cara beragama. Agama tidak boleh berhenti pada ritual, tetapi harus menjadi kekuatan nyata yang melawan korupsi dan menegakkan keadilan. Tidak ada kompromi bagi pengkhianat amanah publik,” kata Ngabalin dalam keterangan rilis Kamis (4/9/2025).
Ia menyoroti ironi di Indonesia banyak pelaku korupsi rajin beribadah, namun tega merampas hak rakyat. Kesalehan ritual tanpa integritas sosial, kata Ngabalin, hanyalah kemunafikan yang merusak bangsa.
“Mereka hafal doa panjang, tekun ke rumah ibadah, tapi lupa menjaga amanah rakyat. Moderasi beragama harus menjadi jembatan antara spiritualitas dan tanggung jawab sosial,” ujarnya.
Ngabalin juga menilai dorongan Presiden Prabowo terhadap RUU Perampasan Aset sebagai langkah strategis. Menurutnya, aturan tersebut bukan sekadar instrumen hukum, melainkan simbol keberanian negara mengakhiri toleransi terhadap praktik korupsi.
“Aset hasil korupsi tidak boleh lagi dinikmati dengan tenang. Kekayaan yang dijarah harus dikembalikan kepada rakyat. Ini soal martabat bangsa,” tegasnya.
Lebih jauh, ia menekankan peran pemuka agama lintas iman sebagai garda moral. Bagi Ngabalin, khotbah di mimbar tidak cukup, tokoh agama harus turun langsung memperkuat integritas publik.
“Moderasi beragama bukan teori, melainkan sikap berani menolak pengkhianatan terhadap rakyat. Jika tokoh agama konsisten berdiri di garis depan, perang melawan korupsi akan memiliki fondasi moral yang kokoh,” pungkasnya.