PBB Kecam Serangan Drone Israel terhadap Pasukan Penjaga Perdamaian di Lebanon

Abadikini.com, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam keras serangan drone Israel yang menyasar pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan. Insiden pada Selasa (2/9) itu disebut sebagai salah satu serangan paling serius terhadap personel dan aset PBB sejak gencatan senjata diberlakukan November lalu.
Dalam pernyataannya pada Rabu (3/9), PBB mengungkapkan drone milik Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) menjatuhkan empat granat saat pasukan di bawah misi United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) tengah membersihkan blokade jalan di dekat Garis Biru—perbatasan yang ditetapkan PBB antara Israel dan Lebanon sejak 2000.
Satu granat jatuh hanya 20 meter dari personel dan kendaraan PBB, sementara tiga lainnya mendarat dalam radius 100 meter. Drone tersebut kemudian terpantau kembali ke wilayah Israel di selatan Garis Biru. Padahal, menurut PBB, IDF sudah diberitahu sebelumnya mengenai aktivitas pembersihan jalan tersebut. Demi keselamatan, pekerjaan akhirnya dihentikan.
“Setiap tindakan yang membahayakan pasukan penjaga perdamaian maupun mengganggu mandat mereka adalah pelanggaran serius terhadap Resolusi 1701 dan hukum internasional,” tegas PBB.
PBB menegaskan, IDF memikul tanggung jawab penuh atas keamanan personel UNIFIL di lapangan.
Insiden ini terjadi hanya beberapa hari setelah Dewan Keamanan PBB memperpanjang mandat UNIFIL untuk terakhir kalinya sebelum penarikan pasukan. Melalui Resolusi 2790 yang disetujui bulat pada 28 Agustus lalu, mandat UNIFIL diperpanjang hingga 31 Desember 2026. Setelah itu, pasukan penjaga perdamaian akan ditarik dalam kurun satu tahun.
Resolusi tersebut juga menuntut Israel menarik pasukannya ke utara Garis Biru dan menghapus zona penyangga (buffer zone) yang selama ini diberlakukan di wilayah tersebut.