Nama George Soros Muncul Disebut Dalang Demo Besar di Indonesia

Abadikini.com, JAKARTA – Aksi protes besar yang mengguncang Indonesia pada Agustus 2025 ternyata tak hanya mengundang perhatian publik dalam negeri. Di luar negeri, sejumlah analis geopolitik justru membaca gejolak itu dalam bingkai yang lebih luas: sebagai bagian dari tarung kepentingan global.
Media Rusia Sputnik mengutip analis geopolitik Angelo Giuliano yang menyebut protes tersebut berpotensi tak murni lahir dari keresahan ekonomi rakyat. Ia menunjuk keterlibatan lembaga asing seperti National Endowment for Democracy (NED) dan Open Society Foundations milik George Soros, yang menurutnya sudah lama menanam pengaruh di Indonesia sejak dekade 1990-an.
Giuliano menegaskan, meningkatnya perhatian Barat terhadap kawasan Indo-Pasifik membuat Indonesia menjadi titik penting dalam peta geopolitik. Bahkan, ia menyoroti kemunculan simbol bendera bajak laut dari anime One Piece yang terpampang di dinding, kendaraan, hingga pintu rumah saat aksi berlangsung. Pola simbolisasi semacam itu, katanya, bukan hal baru pernah dipakai dalam gerakan protes di sejumlah negara lain.
“Keluhan ekonomi mungkin jadi pemicu, tapi keberadaan simbol dan pola tertentu membuka ruang dugaan adanya campur tangan eksternal,” ujarnya.
Dampak dari aksi itu langsung terasa. Presiden Prabowo Subianto terpaksa menunda kunjungan kenegaraan ke China dan absen dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Shanghai Cooperation Organization (SCO).
Pandangan senada datang dari pengamat geopolitik Jeff J Brown. Menurutnya, Indonesia kini berada dalam posisi rawan karena statusnya sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang masuk ke dalam blok BRICS, sekaligus mitra utama China lewat proyek Belt and Road Initiative.
“Indonesia adalah ekonomi terbesar di ASEAN, dengan populasi hampir 300 juta jiwa, dan menempati posisi kedelapan dunia berdasarkan PPP. Semua ini membuatnya semakin menarik sebagai target tekanan politik ala revolusi warna,” ujar Brown.
Dengan kata lain, demonstrasi yang tampak sebagai luapan keresahan sosial bisa saja menjadi bagian dari pertarungan geopolitik yang lebih besar antara kekuatan lama Barat dan poros baru yang kini tumbuh di Asia.