Festival Djuanga, Simbol Nasionalisme Warga Tidore

Abadikini.com, TIKEP – Festival Djuanga bukan sekadar pesta rakyat, melainkan simbol kegigihan dan cinta Tanah Air yang diwariskan para pendahulu. Sejarah mencatat, perjuangan almarhumah Aminah Sabtu bersama almarhum Abdullah Kadir dan rekan-rekannya untuk pertama kali mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Indonesia Timur menjadi tonggak semangat nasionalisme masyarakat Tidore.
Hal itu disampaikan Wali Kota Tidore Kepulauan dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Daud Muhammad, saat menutup Festival Djuanga III di Stadion Sangadji Jiko Malofo, Kelurahan Mareku, Senin (18/8/2025).
“Festival ini bukan hanya agenda tahunan masyarakat Mareku, tetapi juga pengingat bahwa sejak dulu Tidore telah meneguhkan rasa cinta kepada Indonesia,” ujar Daud.
Ia menyampaikan apresiasi kepada panitia, pelaku UMKM, seniman, dan seluruh masyarakat yang terlibat sehingga rangkaian kegiatan berlangsung sukses dan meriah. Daud berharap festival ini terus menjadi ruang kebersamaan, kegembiraan, dan semangat persatuan.
“Selamat kepada seluruh peserta lomba. Menang atau kalah bukan hal utama, yang lebih penting adalah kebersamaan dan persatuan yang menjadi dasar pembangunan di Kota Tidore Kepulauan,” imbuhnya.
Adapun para pemenang lomba tahun ini antara lain:
Estafet Karet Putra: Juara 1 SDN 1 Mareku, Juara 2 SDN 2 Mareku, Juara 3 MIS Mareku.
Estafet Karet Putri: Juara 1 MIS Mareku A, Juara 2 MIS Mareku B, Juara 3 SDN 2 Mareku.
Bakiak: Juara 1 Persit Tidore, Juara 2 RSU Mareku, Juara 3 PKK Mareku.
Hadang: Juara 1 Persit Tidore, Juara 2 TP-PKK Kelurahan Mareku, Juara 3 bersama TP-PKK Tidore Utara dan Muslimat NU Kota Tidore Kepulauan.
Untuk kategori favorit, juara hadang diraih TP-PKK Kota Tidore Kepulauan, sedangkan favorit bakiak dimenangkan DWP Kota Tidore Kepulauan.
Festival Djuanga kini menjadi ikon kebanggaan masyarakat Mareku sekaligus refleksi nyata bagaimana semangat nasionalisme tetap hidup di Tidore hingga hari ini.