Presiden Peru Undang Investasi Indonesia, CEPA Jadi Pintu Masuk Perdagangan

Abadikini.com, JAKARTA — Presiden Peru Dina Ercilia Boluarte Zegarra mengajak pelaku usaha Indonesia untuk menanamkan modal di berbagai sektor strategis di negaranya, mulai dari logistik, industri, hingga teknologi. Ajakan itu disampaikan saat pernyataan bersama dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (11/8/2025).
Menurut Boluarte, peluang kerja sama perdagangan dan investasi antara kedua negara masih terbuka lebar. Apalagi, Indonesia dan Peru telah menjalin hubungan diplomatik selama 50 tahun, sejak 12 Agustus 1975.
“Peru terbuka untuk menerima investasi berkelanjutan, bertanggung jawab, dan inklusif dari Indonesia. Secara khusus, saya mengundang pengusaha Indonesia menjadi investor dan pengguna pusat logistik, industri, dan teknologi di pesisir tengah Peru,” ujar Boluarte.
Ia memaparkan sejumlah proyek strategis yang tengah dikembangkan, antara lain Pelabuhan Chancay, Bandara Internasional Jorge Chávez di Lima, serta Kawasan Industri Ancón (PIA) di utara Lima. Peru, lanjutnya, menargetkan diri menjadi pusat logistik utama di kawasan Pasifik, Amerika Selatan, sekaligus simpul perdagangan Asia-Pasifik.
Kunjungan Boluarte ke Jakarta menjadi lawatan resmi pertama Presiden Peru ke Indonesia sejak hubungan diplomatik terjalin setengah abad lalu. Dalam pertemuan bilateral, kedua kepala negara menyaksikan penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) Indonesia–Peru, yang rampung setelah perundingan 14 bulan.
Presiden Prabowo menilai penyelesaian CEPA ini relatif cepat dibanding perjanjian serupa dengan negara lain, yang kerap memakan waktu bertahun-tahun. “Ini menunjukkan kemauan kuat kedua negara untuk memperkuat kemitraan ekonomi,” ujarnya.
Boluarte menambahkan, CEPA akan mempermudah akses produk unggulan Peru seperti blueberry, delima, quinoa, dan biji chia ke pasar Indonesia.
Dalam kunjungan itu, Boluarte didampingi sejumlah menteri, termasuk Menteri Luar Negeri Elmer Schialer Salcedo, Menteri Ekonomi dan Keuangan Raúl Pérez-Reyes Espejo, serta Menteri Perdagangan Luar Negeri dan Pariwisata Úrsula Desilú León Chempén. Dari pihak Indonesia, hadir antara lain Menteri Perdagangan Budi Santoso, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Luar Negeri Sugiono.