Gula Seharga Emas, Gaza Dibiarkan Mati Kelaparan di Depan Gudang Penuh Makanan

Abadikini.com, GAZA – Warga Gaza kembali menjerit di tengah krisis kemanusiaan yang makin memburuk. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Senin (21/7) mengeluarkan peringatan keras soal kelaparan massal yang kini mengancam seluruh penduduk Jalur Gaza.
“Kami menerima pesan-pesan putus asa tentang kelaparan dari Gaza, termasuk dari rekan-rekan kami sendiri,” tulis UNRWA melalui platform X. Dalam pernyataan tersebut, badan PBB itu menyebut harga bahan makanan melonjak hingga 40 kali lipat.
Bukti konkret disodorkan harga 1 kilogram gula kini mencapai 100 dolar AS, sementara tepung, beras, dan lentil dijual antara 23 hingga 30 dolar per kilogram. Total harga untuk empat bahan pokok saja bisa menyentuh 183 dolar AS angka yang mustahil dijangkau oleh warga yang telah terkepung selama berbulan-bulan.
Ironisnya, menurut UNRWA, “tepat di luar Gaza, di gudang penyimpanan, kami memiliki cukup stok makanan untuk seluruh populasi Gaza selama lebih dari tiga bulan.” Namun blokade ketat dan pembatasan bantuan telah membuat makanan itu tak bisa sampai ke mereka yang membutuhkan.
“Penderitaan di Gaza adalah buatan manusia dan harus dihentikan,” tegas UNRWA, menyerukan pencabutan segera atas pengepungan serta dibukanya akses bantuan kemanusiaan secara aman dan besar-besaran.
Situasi kian genting. Dalam 24 jam terakhir, setidaknya 18 warga Gaza dilaporkan meninggal akibat kelaparan, menurut data Kementerian Kesehatan setempat. Krisis ini bukan hanya soal pangan, tapi juga akibat langsung dari pengeboman intensif yang telah menghancurkan sistem kesehatan dan seluruh infrastruktur sipil.
Sejak Oktober 2023, militer Israel dilaporkan telah menewaskan hampir 59.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Serangan brutal ini membuat Gaza porak poranda dan mempercepat bencana kemanusiaan.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant. Keduanya dituduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga kini tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), dalam kasus yang menguji batas kemanusiaan dunia dan keadilan internasional.