Salahi Aturan Naturalisasi, FIFA Hukum Malaysia Tak Boleh Ikut Kompetisi Internasional hingga 2027

Abadikini.com, JAKARTA – Sanksi Berat harus diterima oleh Malaysia akibat melanggar aturan FIFA dan AFC terkait pemain naturalisasi. Akibatnya, Malaysia dilarang bermain sepak bola di semua kejuaraan internasional hingga 2027.
Melansir dari situs resmi FIFA dan AFC, Senin (30/6/2025), Malaysia harus menerima hukuman larangan bermain di seluruh kejuaraan internasional akibat melanggar aturan pemain naturalisasi.
Keputusan ini diumumkan secara bersamaan lewat konferensi pers di markas FIFA, Zurich, dan di Kuala Lumpur pada 28 Juni 2025, menyusul temuan pelanggaran dalam proses naturalisasi pemain keturunan Malaysia.
Adapun sanksi berat yang diberikan kepada Timnas Malaysia dan persatuan sepak bola Malaysia (FAM):
1. Timnas Malaysia harus didiskualifikasi dari semua kompetisi pertandingan internasional yang digelar FIFA dan AFC hingga 2027. Mulai dari kualifikasi Piala Dunia 2026, Piala Asia 2027, dan Piala AFF 2026.
2. Semua hasil pertandingan yang di dalamnya melibatkan pemain naturalisasi atau pemain keturunan yang ilegal dibatalkan.
3. Malaysia dijatuhkan denda sebesar USD 2 juta atau setara dengan Rp 30 miliar kepada asosiasi sepak bola Malaysia (FAM).
4. Malaysia juga dilarang melakukan perekrutan pemain keturunan selama lima tahun, kecuali melalui proses verifikasi ganda yang sudah disahkan atau ditetapkan FIFA.
5. FIFA dan AFC meminta Malaysia melakukan audit ulang data seluruh pemain yang tergabung di Timnas Malaysia, termasuk dalam struktur organisasi FAM
6. Presiden FAM Hamidin Mohd Amin harus diberhentikan secara tidak hormat, termasuk beberapa petinggi FAM.
Sebelumnya, isu pemain keturunan Malaysia mulai viral pada awal 2025 saat media Inggris dan Jepang mengkritik pola naturalisasi Malaysia.
Mereka menyoroti sejumlah pemain berkewarganegaraan asing yang tiba-tiba masuk skuad Malaysia, seperti laga uji coba melawan Vietnam dan Jepang.
Media mencurigai adanya skema ‘instan citizenship’ yang melanggar regulasi FIFA mengenai durasi domisili dan garis keturunan.