Gubernur NTT Melki Inspirasi Apoteker Muda: Bergerak dari Praktikum ke Kebijakan Publik

Abadikini.com, YOGYAKARTA – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Melki Laka Lena, memberikan orasi ilmiah yang menginspirasi dalam acara Puncak Lustrum VI Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta hari ini. Mengusung tema “Menjadi Apoteker yang Bergerak dan Berdampak: Dari Ruang Praktikum ke Ruang Kebijakan Publik,” Gubernur Melki mengajak para apoteker muda untuk tidak hanya bergelut dengan teori, tetapi juga aktif terlibat dalam ranah kebijakan publik dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam orasinya, Gubernur Melki, yang juga merupakan alumni Fakultas Farmasi USD, berbagi kesaksian pribadinya. “Hari ini Saya hadir sebagai seorang alumni yang datang tidak hanya sekadar memberi sambutan, tetapi untuk menyampaikan sebuah kesaksian bahwa seorang apoteker bisa bergerak melampaui sekat ruang praktik, bisa bersuara dalam forum-forum kebijakan publik, dan bisa berdampak nyata bagi perubahan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara,” ungkapnya.
Melki meyakini bahwa alumni Fakultas Farmasi USD memiliki bekal lengkap untuk menjadi pemimpin yang transformatif. Ia menekankan pentingnya bergerak dengan ilmu, hati, dan visi, karena menurutnya, kesehatan yang setara dan bermartabat membutuhkan keberanian, ketekunan, dan komitmen untuk perubahan mendalam.
“Saya percaya bahwa farmasi adalah profesi kemanusiaan. Kita bukan hanya bicara molekul dan mekanisme aksi, tapi tentang bagaimana satu obat bisa menyelamatkan seorang ibu, satu edukasi bisa menghindarkan anak dari stunting, satu layanan bisa memberi harapan hidup yang lebih baik,” ujarnya.
Gubernur Melki secara khusus mengajak para apoteker muda untuk tidak hanya sebatas membuka apotek, melainkan menjadi penggerak di komunitas dan terlibat aktif dalam pemberdayaan masyarakat. Ia menegaskan, apoteker bukan hanya ilmuwan, tetapi juga pelayan dan penggerak.
“Jangan hanya jadi dispenser technician, jadilah pelayan masyarakat. Buka praktik pelayanan kefarmasian yang terintegrasi, berbasis komunitas, dan solutif,” tegasnya.
“Kita butuh apoteker yang berani keluar dari laboratorium, masuk ke komunitas, berdialog dengan masyarakat, dan hadir sebagai bagian dari solusi—kita butuh apoteker yang tidak hanya paham ilmu, tetapi juga punya nyali untuk melangkah,” lanjut Melki, menekankan pentingnya keberanian dalam profesi ini.
Menutup orasinya, Gubernur Melki juga mengapresiasi perjalanan tiga dekade Fakultas Farmasi USD. “Tiga dekade perjalanan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma bukan hanya tentang berapa lama institusi ini berdiri. Ia adalah perjalanan membentuk karakter, memperkuat nilai, dan melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berani peduli,” pungkasnya.