Komnas HAM RI Kecam Penculikan Aktivis Kemanusiaan Untuk Gaza

Abadikini.com, JAKARTA – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengecam aksi penculikan oleh pasukan Israel terhadap aktivis kemanusiaan Freedom Flotilla Coalition di Kapal Madleen yang membawa bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza, Senin (9/6) lalu.
“Mengecam tindakan penculikan dan penyerangan misi bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla Coalition oleh pasukan Israel,” kata Ketua Komnas HAM RI Anis Hidayah dalam pernyataan sikap yang diterima Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Komnas HAM menyoroti bahwa kapal yang ditumpangi aktivis tersebut berisikan bantuan kemanusiaan, termasuk pangan dan obat-obatan, sementara warga Palestina tengah menghadapi blokade dan serangan militer besar-besaran.
“Warga Palestina di Gaza sedang menghadapi krisis kemanusiaan, ancaman genosida, dan kelaparan,” tutur Anis.
Oleh sebab itu, Komnas HAM juga mendesak agar diberikan akses pelaksanaan misi kemanusiaan untuk bantuan pangan, kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya bagi warga Palestina ke Gaza.
Di sisi lain, Komnas HAM mengapresiasi upaya-upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia, baik dalam bentuk misi kemanusiaan maupun penyampaian aspirasi permasalahan di Palestina melalui forum internasional dan regional.
“Pemerintah Indonesia telah melakukan misi kemanusiaan beberapa waktu lalu serta aktif mendorong upaya perdamaian, di berbagai forum internasional dan regional, dan penyelesaian permasalahan pendudukan wilayah Palestina oleh Israel,” kata Anis.
Sebelumnya, sebuah kapal bantuan kemanusiaan yang menuju Gaza bersandar di Pelabuhan Ashdod, Senin (9/6), setelah pasukan Israel mencegat kapal tersebut dan menangkap semua relawan yang berada di dalamnya, menurut laporan penyiar publik Israel, KAN.
Kapal yang membawa sejumlah bantuan, termasuk makanan dan susu formula bayi itu disergap oleh pasukan Israel pada malam hari sebelum mencapai pantai Gaza dan ditarik ke Pelabuhan Ashdod di Israel.
Tentara Israel menculik 12 orang di atas kapal Madleen, termasuk 11 aktivis dan satu jurnalis, ungkap Freedom Flotilla Coalition—lembaga swadaya masyarakat internasional yang mengorganisasi misi tersebut.
sumber: Antara