Menkes Budi: Penguatan Upaya Promotif dan Preventif Kunci Kesehatan Masyarakat

Abadikini.com, GORONTALO – Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menekankan pentingnya penguatan upaya promotif dan preventif dalam menjaga kesehatan masyarakat. Hal ini disampaikan saat menghadiri Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Provinsi Gorontalo pada Jumat, 24 Mei 2024.

“Kalau mau sehat, jangan tunggu sampai sakit. Jaga tetap sehat,” tegas Menkes Budi. Beliau menjelaskan bahwa penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah penyakit kronis seperti stroke, jantung, kanker, dan ginjal. Penyakit-penyakit ini dapat dideteksi dini dan dicegah melalui langkah-langkah pencegahan yang tepat.

“Strategi yang benar itu bukan menunggu, tetapi menjaga orang tetap sehat, bukan hanya mengobati orang sakit. Ini beda strateginya,” uajrnya dikutip, Senin (27/5/2024).

Sebagai langkah konkret, Menkes Budi telah merevitalisasi 10.000 puskesmas dengan melengkapi alat ukur tekanan darah, gula darah, dan lemak darah. Dengan alat-alat ini, masyarakat dapat secara rutin mengontrol kesehatan mereka dan mendapatkan obat gratis di puskesmas jika diperlukan.

“Kalau bapak ibu mengukur rutin tekanan darah, gula darah, Insya Allah, bapak dan ibu tidak akan ada berita meninggal di bawah usia 70 tahun,” jelas Menkes Budi.

Menkes Budi juga menggarisbawahi harapan Presiden Joko Widodo untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju dan mencapai Indonesia Emas. Menurut Menkes, puncak bonus demografi pada 2030 merupakan momen krusial untuk mencapai target tersebut, yang salah satunya ditandai dengan pendapatan per kapita sebesar 13 ribu dolar AS per tahun atau sekitar Rp 15 juta per bulan.

“Enam tahun lagi dari sekarang. Kalau tahun itu gagal maka akan semakin susah bagi Indonesia untuk menjadi negara maju, dan akibatnya Indonesia akan menjadi negara berpenghasilan menengah terus,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Sofian Ibrahim, melaporkan bahwa tantangan utama yang dihadapi daerah ini adalah masalah stunting, yang mengalami peningkatan dari 23,8% menjadi 26,9% berdasarkan survei kesehatan Indonesia awal tahun ini.

Rakerkesda Provinsi Gorontalo ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Kerja Kesehatan Nasional yang dilaksanakan di BSD, Tangerang pada April 2024. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Dr. dr. Anang S. Otoluwa, MPPM, menyatakan bahwa Rakerkesda ini akan merencanakan aksi daerah berfokus pada 6 pilar transformasi kesehatan yang diusung Kementerian Kesehatan.

“Kegiatan ini mengusung tema ‘Percepatan Atasi Stunting dan Implementasi Transformasi Kesehatan Menuju Indonesia Emas’, diharapkan dapat terlaksana evaluasi pencapaian kinerja Provinsi Gorontalo dalam bidang kesehatan selama 2023, sekaligus merumuskan langkah strategis untuk capaian kinerja 2024,” ujarnya.

Rakerkesda ini juga menjadi forum komunikasi terbuka antara pemerintah pusat dan daerah untuk berdiskusi mengenai kendala, hambatan, dan tantangan dalam pencapaian permasalahan kesehatan di Provinsi Gorontalo.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker