Rothschild, Pengusaha Tajir Yahudi Si Biang Kerok Konflik Israel-Palestina

Abadikini.com, JAKARTA – Nama keluarga Rothschild kembali muncul di permukaan imbas terjadi pertempuran antara Hamas-Israel pada Oktober 2023 lalu. Kemunculan ini disebabkan karena keluarga Rothschild berkaitan erat dengan pendirian Israel, sebagai hunian bangsa Yahudi, di tanah Palestina.

Atas dasar ini, mereka dianggap biang kerok dari permasalahan Palestina-Israel selama lebih dari 7 dekade. Lalu, bagaimana satu keluarga menyebabkan konflik berkepanjangan?

Untuk bisa memahaminya kita harus mundur ke tanggal 2 November 1917. Ketika itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Athur Balfour, menulis surat kepada keluarga Rothschild.

Surat itu berisi keputusan Inggris mendirikan tanah air nasional untuk orang-orang Yahudi di Palestina. Bagi Inggris, keberadaan tanah air untuk melindungi keberadaan kaum Yahudi.

“Sebab dipahami bahwa tidak ada yang dapat menghakimi hal sipil dan agama dari komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, atau hak dan status politik yang dimiliki oleh Yahudi di negara lainnya,” tulis Balfour.

Di penutup surat, barulah Menteri Luar Negeri Inggris itu meminta salah satu keluarga Rothschild, Lord Walter Rothschild, untuk menyampaikan kabar keputusan itu kepada Federasi Zionis Britania Raya dan Irlandia. Sekaligus juga menyampaikan deklarasi pendirian negara Yahudi.

Kelak, surat itu kemudian dikenal sebagai Deklarasi Balfour. Jonathan Schneer dalam The Balfour Declaration: The Origins of the Arab-Israeli Conflict (2011) menyebut surat itu ditulis tanpa mendengarkan pendapat dari orang-orang Palestina.

Atas dasar inilah, keberadaan Yahudi di tanah Palestina memantik konflik berkepanjangan hingga sekarang. Namun, terlepas dari pernyataan itu, kenapa pejabat Inggris menulis surat khusus kepada Lord Walter Rothschild?

Menurut sejarawan Danny Gottwein di situs YNetnews, ini bisa terjadi tidak terlepas dari kedudukan besar Lord Walter Rothschild. Kala itu dia adalah pemimpin komunitas Yahudi di Britania Raya dan Irlandia. Dia juga dekat dengan tokoh Zionisme ternama, Chaim Weizmann.

Lalu keluarga besarnya, yakni keluarga Rothschild, memiliki pengaruh politik besar di Eropa hingga akhir Perang Dunia Pertama (1914-1918). Pengaruh besar ini disebabkan karena Rothschild adalah keluarga terkaya di dunia.

Mengutip Brittanica, sejarah keluarga mereka berawal dari Mayer Amschel Rothschild, seorang bankir asal Jerman yang menurut Forbes menjadi bankir paling berpengaruh sepanjang masa. Dia memiliki banyak keturunan yang kemudian disebut sebagai dinasti Rothschild.

Para keturunannya itu seiring waktu mulai mengembangkan bisnis masing-masing. Ada yang berbisnis properti, industri wine, perkebunan dan sebagainya.

Namun, satu hal yang pasti dan tidak bisa dilepaskan mereka juga berbisnis di sektor keuangan. Keturunan yang mayoritas bankir berhasil mendirikan perusahaan yang bergerak di sektor perbankan, asuransi, pengelolaan aset, komoditas, dan manajer investasi.

Tak hanya itu, mereka juga berhasil menciptakan sistem keuangan dan perbankan di beberapa negara, salah duanya di Inggris dan Prancis. Dengan menciptakan sistem keuangan, mereka secara tidak langsung mengatur segala macam transaksi di dalamnya.

Dari sinilah, keluarga mereka memupuk kekayaan. Bermodalkan kekayaan melimpah dan pengaruh super kuat itulah, keluarga Rothschild dianggap berpengaruh.

Atas dasar inilah, di kasus pendirian negara khusus Yahudi, yang kelak dikenal sebagai Israel, keluarga Rothschild turut dilibatkan. Dengan pengaruh besar, khususnya di kalangan Yahudi, keluarga Rothschild bisa mudah menggerakkan mereka supaya bisa tinggal di tanah Palestina.

Kini, keluarga Rothschild masih eksis dan sudah mencapai generasi ketujuh. Akibat memiliki pengaruh besar inilah jejak langkah Rothschild kerap dibarengi berbagai teori konspirasi.

Mereka dianggap bisa mengontrol uang di seluruh dunia. Mereka juga dipandang akan menciptakan tatanan dunia baru. Namun, itu semua hanya sebatas konspirasi dan tak bisa dibuktikan.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker