AS, Inggris, dan Australia Latihan Militer Bersama Untuk Tangkal China

Abadikini.com, JAKARTA – Amerika Serikat, Inggris dan Australia melakukan latihan militer udara bersama pada Rabu (9/2) waktu setempat di atas padang gurun di Nevada sebagai upaya meningkatkan operasi tempur tingkat tinggi melawan pesawat tempur dan pertahanan udara China.

Selama latihan bersama “Red Flag” yang diketuai AS dan berjalan selama tiga minggu itu, Reuters sempat menemani pasukan Inggris di pesawat KC-2 Voyager yang menyuplai bahan bakar untuk pesawat tempur AS dan Inggris.

Komandan Skuadron Pelatihan Tempur ke-414, Kolonel Angkatan Udara AS Jared J. Hutchinson, yang memimpin latihan itu, mengatakan latihan tahunan itu tidak terkait dengan situasi menegangkan baru-baru ini.

Pada Sabtu lalu, sebuah jet tempur AS menembak jatuh balon “mata-mata” China di atas pantai lepas Carolina Selatan.

“(China) menjadi sebuah tantangan yang konsisten, sehingga kami berlatih untuk bersiap. Kami pikir bahwa jika kami siap untuk China, kami siap untuk siapa saja,” kata Hutchinson.

Inti dari latihan itu adalah untuk mengatasi jarak yang sangat jauh antara AS, Inggris, dan Australia ketika beroperasi melintasi Samudera Pasifik, dan untuk meningkatkan interoperabilitas angkatan udara ketiga negara tersebut.

Tugas kru Angkatan Udara Inggris yang bekerja di pesawat Voyager adalah menjadikan pesawat sebagai stasiun pengisian bahan bakar di angkasa, yakni mengisi ulang bahan bakar pesawat-pesawat tempur secara langsung di atas udara.

Komandan Angkatan Mobilitas Udara RAF, Marsekal Pertama John Lyle, mengatakan kepada Reuters bahwa misi Red Flag adalah membawa pasukan angkatan udara ke daerah yang dikuasai musuh.

“Peran kami adalah mendukung pasukan untuk masuk secara efektif ke daerah yang sudah dikuasai dan mengambil alih aset-aset utama, untuk memungkinkan kami melumpuhkan kemampuan musuh,” ungkap Lyle, tanpa menyebut China dan nama area yang telah dikuasai dalam latihan simulasi itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Pentagon telah mengutarakan kewaspadaan terhadap tekanan oleh Beijing terhadap Taiwan, sebuah pulau yang dianggap China sebagai provinsi yang memisahkan diri.

Pemerintah AS telah membuat China sebagai prioritas strategis utama militer, meski sudah mengucurkan miliaran dolar untuk mendukung Kiev dalam upaya melawan pasukan Rusia.

Sumber: Reuters

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker