BMKG Jelaskan Fenomena Embun Es di Dieng

Abadikini.com, JAKARTA – Fenomena embun upas atau embun es di Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Kamis (30/6) dini hari, terkait dengan tekanan udara rendah di lautan dan angin dari Australia.

“Terkait fenomena embun es, masih berkaitan dengan adanya dua pusat tekanan rendah (LPA) di belahan bumi utara (BBU), yaitu pusat tekanan rendah 04W berada di Laut China Selatan sebelah barat Filipina dan pusat tekanan rendah 98W di timur laut Filipina,” kata Setyoajie Prayoedie, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Banjarnegara, Kamis (30/6).

Ia menyebut kondisi ini ditambah dengan kuatnya Monsoon Australia (angin timuran) yang membawa udara kering dan berpengaruh pada pengurangan curah hujan di Pulau Jawa, khususnya Jawa Tengah. Hal ini berakibat pada kondisi cuaca di Jateng yang cenderung cerah hingga berawan dalam beberapa hari mendatang.

Terkait suhu udara di Dieng saat embun upas muncul, Setyoajie mengatakan pengukuran menunjukkan suhu udara berkisar minus 1 derajat Celsius pada pukul 04.00 WIB hingga 05.00 WIB.

Terpisah, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang Sutikno menyatakan embun upas (bun upas) dianggap penduduk Dieng adalah embun racun.

“Fenomena itu terjadi ketika suhu menjadi sejuk, lantas turunlah embun-embun yang dingin lagi beku. Embun inilah yang menyelimuti tanaman kentang dan masyarakat Dieng menyebutnya dengan embun upas karena memang efeknya membuat kentang mati tersiakan,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (30/6).

Ia juga mengatakan kejadian fenomena embun upas di kawasan Dataran Tinggi Dieng pada 2021 diawali pada bulan Mei, tepatnya tanggal 10 Mei 2021, berikutnya pada 7 Juli 2021 dan terakhir pada 15-16 Juli 2021.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker