Putin Tegaskan Barat Tidak Akan Pernah Sukses Memutus Rusia

Abadikini.com, MOSKOW – Presiden Vladimir Putin mengakui sanksi Barat terhadap Rusia mengganggu rantai pasokan negaranya. Tetapi Putin juga menegaskan bahwa  barat tidak akan berhasil memutusnya dari pasokan dan pembaruan teknologi.

Berbicara melalui tautan video kepada para pemimpin negara-negara bekas Soviet, Putin mengatakan, Rusia akan terus bekerja untuk menemukan pengganti impor asing yang tidak lagi tersedia untuknya, meskipun ini bukan “obat mujarab untuk semua penyakit”.

Rusia menjadi semakin terisolasi dari Barat sejak menyerang Ukraina tiga bulan lalu dalam apa yang disebutnya “operasi militer khusus”.

Puluhan perusahaan Barat meninggalkan negara itu secara permanen dan sanksi Barat dengan ukuran yang belum pernah terjadi sebelumnya, menyasar ekonomi dan bisnis Rusia.

“Perwakilan bisnis kami menghadapi masalah, tentu saja, terutama di bidang rantai pasokan dan transportasi. Namun, semuanya dapat disesuaikan, semuanya dapat dibangun dengan cara baru,” kata Putin dalam pernyataan yang disiarkan televisi, seperti laporan Straits Times pada Kamis (26/5/2022)

“Bukan tanpa kerugian pada tahap tertentu, tetapi itu membantu kami menjadi lebih kuat. Bagaimanapun, kami pasti memeroleh kompetensi baru, kami mulai memusatkan sumber daya ekonomi, keuangan, dan administrasi kami pada bidang terobosan.”

Putin mengatakan keluarnya beberapa perusahaan asing dari pasar Rusia mungkin yang terbaik.

Putin juga mengakui kebutuhan Rusia akan akses ke teknologi asing, seraya menambahkan, “Kami tidak akan memotong diri kami sendiri dari ini, mereka (Barat) ingin sedikit memeras kami, tetapi di dunia modern ini sama sekali tidak realistis, tidak mungkin.”

Dia tidak merinci bagaimana Rusia akan menemukan cara untuk mempertahankan akses ke komponen dan perangkat lunak barat.

Menyindir Amerika Serikat, dia mengatakan tidak akan ada “gendarme dunia” atau polisi dunia yang akan berhasil menggunakan sanksi untuk melemahkan negara-negara seperti Rusia, China, dan banyak negara lain yang mengejar apa yang disebutnya sebagai kebijakan independen.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker