BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas Sepekan Terakhir

Abadikini.com, JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap penyebab suhu panas yang mencapai 36,1 derajat Celcius sepekan terakhir ini.

Dilansir dari keterangan resminya, Senin (9/5/2022), BMKG menyampaikan jika suhu panas terik yang akhir-akhir ini terjadi, hanya dirasakan oleh sebagian masyarakat di sejumlah wilayah di Indonesia.
“Berdasarkan data hasil pengamatan BMKG, suhu maksimum terukur selama periode tanggal 01-07 Mei 2022 berkisar antara 33-36.1 derajat Celcius dengan suhu maksimum tertinggi hingga 36.1 derajat Celcius,” kata BMKG.
Kondisi tersebut, terjadi di wilayah Jabodetabek, sampai wilayah Jawa-Bali-Nusa Tenggara serta yang berada di selatan ekuator pada perode April-Mei 2022.

Disebutkan, suhu maksimum tertinggi di Indonesia pernah berlangsung pada April selama 4-5 tahun terakhir sekitar 38.8 derajat Celcius di Palembang pada 2019. Sedangkan, di bulan Mei sekitar 38.8 derajat Celcius di Temindung Samarinda pada 2018.

Fenomena suhu udara terik yang terjadi pada siang hari tersebut, dipicu oleh beberapa hal sebagai berikut:
1. Posisi semu Matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau, di mana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.

2. Dominasi cuaca yang cerah dan tingkat perawanan yang rendah tersebut, dapat mengoptimumkan penerimaan sinar Matahari di permukaan Bumi, sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.

Sementara itu, BMKG juga menegaskan bahwa suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukanlah fenomena Gelombang Panas seperti kabar miring yang beredar.

Menurut World Meteorological Organization (WMO), Gelombang Panas atau dikenal dengan “Heatwave” merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut, di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat Celcius atau lebih.

Fenomena gelombang panas ini, biasanya terjadi di wilayah lintang menengah-tinggi seperti wilayah Eropa dan Amerika yang dipicu oleh kondisi dinamika atmosfer di lintang menengah.

Sedangkan, yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian.

“Kewaspadaan kondisi suhu panas/terik pada siang hari masih harus diwaspadai hingga pertengahan Mei,” ungkap BMKG.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker