Ahli Jelaskan Fenomena Matahari Terbenan Lebih Lambat pada Akhir Januari

Abadikini.com, JAKARTA – Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) melaporkan, Indonesia akan mengalami fenomena Matahari terbenam lebih lambat di daerah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.

DIlansir dari situs LAPAN, Senin (24/1/2022), Peneliti Pusat Antariksa LAPAN, Andi Pangeran mengatakan, fenomena ini bakal berlangsung mulai 26-1 Februari nanti.

“Fenomena ini dapat terjadi setiap tahun, waktu terbenam Matahari dan tanggalnya kurang lebih sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Andi.

Andi Pangeran menjelaskan Bumi mengalami rotasi terhadap sumbunya dengan kemiringan 66,6 derajat terhadap bidang edar atau ekliptika. Kemudian secara bersamaan Bumi juga mengelilingi Matahari dengan sumbu rotasi yang miring tersebut,” ujarnya.

Akibat miringnya sumbu rotasi Bumi saat mengelilingi Matahari inilah yang membuat waktu terbit dan terbenamnya Matahari akan bervariasi selama satu tahun, baik itu lebih cepat maupun lebih lambat.

Misalnya, saat sumbu rotasi di belahan utara Bumi dan kutub utara miring ke arah Matahari, maka Matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan utara Bumi. Sedangkan, di belahan selatan Bumi, Matahari akan terbit lebih lambat dan terbenam lebih cepat. Hal itu bisa terjadi saat solstis (pergerakan semu Matahari) bulan Juni yakni ketika Matahari berada paling Utara saat tengah hari yang terjadi setiap tanggal 20/21 Juni setiap tahunnya.

Sementara itu, ketika sumbu rotasi di belahan selatan Bumi dan kutub selatan Bumi miring menjauhi Matahari. Maka Matahari akan terbit lebih cepat dan terbenam lebih lambat di belahan selatan Bumi. Dan di belahan utara Bumi, Matahari akan terbit lebih lambat dan terbenam lebih cepat. Hal ini terjadi saat solstis Desember yakni ketika Matahari berada paling Selatan saat tengah hari yang terjadi setiap tanggal 21/22 Desember setiap tahunnya.

Andi menjelaskan bahwa fenomena ini dapat terjadi setiap tahun dengan waktu terbenam Matahari dan tanggal yang kurang lebih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. “Tidak perlu panik menyikapi hal ini karena fenomena ini adalah fenomena alami yang memang lazim terjadi setiap tahunnya,” ungkapnya.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker