Waspada Serangan Siber Terhadap Media Online
Abadikini.com, JAKARTA – Saat ini serangan siber terhadap media online dinilai cukup masif dampak tersebut dapat mengakibatkan tugas dan fungsi jurnalistik dalam menyampaikan sebuah informasi kepada masyarakat terganggu.
Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Mayjen Suharyanto ketika membuka kegiatan “Edukasi dan Literasi Keamanan Informasi Sektor Media” seperti dikutip pada Kamis (16/12/2021).
Kelima potensi serangan siber tersebut, lanjut Suharyanti, pertama adalah distributed denial of service (DDOS) yang merupakan serangan berupa permintaan layanan tertentu ke sebuah media online dengan memanfaatkan program komputasi, sehingga media online tersebut terganggu, bahkan tidak dapat diakses.
Kedua, malvertising atau serangan berupa penyampaian konten iklan yang telah dimodifikasi menjadi sebuah konten yang kurang pantas atau konten iklan tersebut telah disisipi program berbahaya. Sekilas konten iklan tersebut terlihat normal dan berasal dari pengiklan yang sah, tetapi dapat mengakibatkan efek negatif bagi komputer, bahkan jaringan dari pengunjung media tersebut.
Ketiga, ransomware merupakan serangan berupa pengambilalihan data yang kemudian dienkripsi dan meminta tebusan. Hal bisa terjadi karena kurangnya kesadaran jurnalis terhadap keamanan informasi.
Keempat, defacement atau serangan berupa perubahan konten berita untuk kepentingan pihak tertentu. Hal ini umumnya terjadi pada musim kampanye politik atau memiliki tujuan komersial.
Kelima, phising atau penipuan untuk mencuri identitas diri. Hal ini dilakukan kepada jurnalis dan sering kali berhasil karena menurunnya tingkat kesadaran keamanan akibat tuntutan deadline. Tujuannya mendapatkan akses jurnalis dan mencuri data berita sebelum dikirim ke redaktur atau editor media. Phising bisa juga menyasar pengunjung media online dengan mengirimkan penawaran tertentu lewat email untuk meminta informasi melalui pengisian formulir tertentu.
