Kominfo Gelar Program Inkubasi Intensif Startup Studio Indonesia

Abadikini.com, JAKARTA – Program inkubasi intensif Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 3 yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Republik Indonesia telah memasuki sesi Founder’s Camp dan 1-on-1 Coaching.

Dalam sesi yang berlangsung selama empat bulan ini, 15 startup early-stage yang terpilih menjadi partisipan berkesempatan dibina dan dilatih langsung oleh para coach yang terdiri dari pendiri dan praktisi startup aktif dan terkemuka, seperti Aviandri Hidayat (Vice President of Product Mekari), Dimas Harry Priawan (Co-Founder Dekoruma), Maria Sahara (Group Product Manager Xendit), serta Italo Gani (Managing Partner Impactto, sekaligus Advisor program SSI). Sebuah kesempatan emas bagi para founder startup early stage untuk bisa belajar dan berdiskusi langsung dengan para petinggi startup-startup ternama di Indonesia.

Hal utama yang akan dilatih dalam sesi coaching ini adalah upaya penyempurnaan produk dan model bisnis, serta peningkatan loyalitas/retensi pengguna, sebelum startup masuk tahap ekspansi pasar. Fase ini biasa disebut juga dengan product-market fit, istilah dimana perusahaan rintisan berupaya untuk mempersolid tawaran produk digitalnya, agar dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan pengguna.

“Untuk memilih tim coach terbaik se-Indonesia, kami melihat rekam jejak para pendiri dan praktisi startup yang perusahaannya sudah berhasil mencapai tahap product market fit. Kami juga mempertimbangkan keahlian, spesialisasi, dan peran mereka dalam membawa startup tersebut hingga ada di titik sekarang. Tentunya kami ingin melibatkan para praktisi yang memiliki banyak pengalaman dan pengetahuan praktikal, untuk dapat berbagi ilmu dengan para startup SSI Batch 3,” ujar Italo.

Dengan menjunjung konsep ‘more brainstorming, less classes’, Startup Studio Indonesia menitikberatkan pada pembekalan ilmu dan wawasan praktis melalui sesi coaching, alih-alih hanya secara teoretikal. Tim SSI juga secara berkala melakukan penilaian terhadap jajaran coach, untuk memastikan bahwa ilmu-ilmu yang dibagikan dapat berdampak langsung dan menyelesaikan tantangan yang dihadapi masing-masing startup peserta Batch 3.

Proses 1-on-1 Coaching dimulai dengan Sesi Diagnosa, dimana peserta SSI Batch 3 akan mendiskusikan pain point atau tantangan-tantangan yang selama ini dihadapi. Setelah itu, tim SSI akan memasangkan peserta tersebut dengan coach yang paling cocok. Kurikulum yang didapat pun akan bersifat personalized. Dengan begitu, SSI bisa menjadi program inkubasi intensif yang benar-benar efektif, karena menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan para peserta, dan bukan sebaliknya.

Setiap dua minggu sekali, para peserta SSI akan menjalani sesi dengan Italo Gani, Co-Founder dan Managing Partner dari early-stage startup builder Impactto, untuk mengkalibrasi ulang, saling memberikan input atau umpan balik, dan berdiskusi dengan para peserta SSI tentang ilmu yang didapat dari coach.

“Di awal mengembangkan Dekoruma, kami mendapatkan banyak sekali nasihat dan masukan bermanfaat dari teman-teman. Tanpa mereka, mungkin kami akan menghadapi banyak permasalahan yang sebenarnya bisa dicegah. Karena itu, sekarang adalah saat bagi kami untuk berkontribusi dan membantu generasi startup berikutnya agar bisa menjadi lebih baik lagi,” ungkap Dimas Harry Priawan, Co-Founder Dekoruma yang menjadi salah satu coach.

Sementara itu, Maria Sahara selaku Group Product Manager Xendit menekankan, walaupun banyak pendiri startup memulai perusahaannya dengan visi atau mimpi besar, mereka harus memiliki rencana eksekusi yang jelas dan spesifik agar bisa benar-benar mewujudkan perubahan yang diinginkan.

Maria juga menyarankan para penggerak startup untuk terus melakukan uji coba terhadap aplikasi mereka, aplikasi kompetitor, atau alternatif lain yang ada di pasaran. Hal ini penting supaya para pelaku startup bisa lebih familiar dan merencanakan solusi apa yang bisa diperbaiki dan dikembangkan seiring berjalannya waktu. Aviandri Hidayat, Vice President of Product Mekari dan salah satu coach SSI mengatakan, para peserta untuk terus belajar dan berinovasi, serta membuka pikiran untuk berbagai kemungkinan.

“Dari pengalaman selama membesarkan startup, prinsip yang ingin saya tekankan adalah jangan terlampau ‘jatuh cinta’ dengan produk startup kita sendiri. Artinya, kita harus ingat bahwa kehadiran bisnis kita adalah untuk menyelesaikan sebuah problem bagi pengguna. Kita harus terbuka akan semua feedback, baik dari pengguna, mentor, dan teman-teman. Memang tidak mengenakkan menerima kritikan, tapi itulah yang akan membuat kita bisa selalu berkembang,” ujarnya.

Program SSI hadir untuk memperkuat dan melengkapi program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan Nexticorn yang telah lebih dulu diluncurkan oleh Kominfo RI. Melalui program ini, Kominfo menargetkan untuk mencetak 150 startup digital yang mampu mengembangkan skala bisnisnya, dari segi jumlah pengguna, jumlah pendapatan, penyerapan tenaga kerja, dan pendanaan dari Venture Capital pada tahun 2024 mendatang.

Tahun ini, melalui tahap seleksi yang ketat, terdapat 15 startup early-stage dari total 5.723 pendaftar yang akhirnya terpilih sebagai partisipan. Daftar startup tersebut diantaranya adalah: AturKuliner, AyoBlajar, Bicarakan, Bolu, Eateroo, Finku, FishLog, Gajiku, Imajin, Keyta, KreatifHub, Powerbrain, Sgara, Soul Parking, dan Zi.Care. Sejak diluncurkan pertama kali pada bulan September 2020, program inkubasi SSI telah diikuti oleh total 50 startup early-stage di Indonesia. Setelah menyelesaikan program, mayoritas dari peserta mampu melakukan scale-up dan inovasi dengan lebih efektif dan efisien, sehingga menarik lebih banyak pengguna dan bahkan berhasil meraih pendanaan tahap awal dari investor. Beberapa startup yang merupakan alumni program SSI diantaranya adalah Justika, Schoters, Verihubs, Woobiz, Feedloop, Rekosistem (Batch 1), dan Appskep, Legalku, Dibimbing, Sribuu, LingoTalk, dan Wehelpyou (Batch 2).

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker