Bupati Solok Perlu Tangani Harga Bawang Merah Yang Merosot Tajam

Saat ini harga bawang merah kualitas super berada pada harga Rp10 Ribu perkilogram

Abadikini.com, SOLOK – Petani asal Kabupaten Solok kembali mengeluhkan rendahnya harga komoditas bawang merah . Bahkan mirisnya, harga bawang merah kualitas super saat ini hanya berkisar pada harga Rp9 ribu hingga Rp10 ribu perkilogram di tingkat pengepul.

Sebenarnya kondisi ini sudah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir. Para petani mengaku merugi akibat harga penjualan panen yang tak sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Bahkan bawang kualitas rendah hanya dibeli pengepul sekitar Rp3 ribu hingga Rp4 ribu perkilogram.

Hal itu diungkapkan oleh Nopi, salah seorang petani di Sungai Nanam, belum lama ini.

Kata dia, saat pandemi seperti sekarang harga bawang terus merosot tajam dibawah angka Rp10 Ribu perkilogram. Hal itu menurut dia hampir dialami seluruh petani bawang di Solok.

Kami berharap Bupati Solok mengamankan harga bawang karena di media kami baca Pemerintah Kabupaten Solok sudah menjalin kerjasama dengan daerah lain. Minimal, Pemkab Solok membeli bawang kami ini,”ujarnya.

Menurut Nopi, saat ini warga di Sungai Nanam memang menggantungkan harapannya kepada Bupati Solok, Capt. H. Epyardi Asda. Sebab, di parlemen, tak ada satupun wakil rakyat yang berasal dari nagari sungai nanam. “Kami tidak tahu lagi harus mengadu kemana karena di DPRD Solok kami tidak punya wakil dari Sungai Nanam. Kami berharap Bupati segera mengeluarkan kebijakan, didaerah lain ASN dan honorer mau membeli bawang petani asal daerah mereka sementara kami di Solok belum ada. Harga bawang jatuh, jauh dibawah Rp.10 Ribu. Jika bawang terjual dengan harga Rp. 15 Ribu perkilogram kami untung Rp.1Ribu, jika dibawah itu kami rugi sementara pertanian harus berlanjut, modal dari mana,” ungkap dia dengan raut wajah sedih.

Dari pantauan Abadikini.com dilapangan, harga bawang saat ini memang turun drastis. Belum ada tindak lanjut dari Pemkab Solok dalam mengatasi masalah harga ini. Sebelumnya, dalam keterangan Pemkab Solok yang diterima secara tertulis beberapa waktu lalu, Pemkab Solok sudah bekerjasama dengan daerah lain untuk memasarkan hasil tani warganya, antara lain dengan Pemko Pekanbaru, Dumai dan Pemda DKI Jakarta. Sampai berita ini diturunkan belum ada tindak lanjut dari hasil kerjasama itu. Masyarakat di Solok kini menantikan hasil kerjasama pemerintah tersebut, jika terlambat maka petani akan makin menderita mengingat biaya produksi jauh lebih besar.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker