Jenis Investasi yang Cocok untuk Persiapan Pensiun Dini

Abadikini.com – Pensiun dini seolah menjadi tujuan bagi generasi milenial dan Gen Z. Mereka membayangkan bagaimana bisa berhenti bekerja di usia 40 dan menikmati hidup dengan traveling.

Apakah hal itu bisa dilakukan? Perencana Keuangan Andy Nugroho mengatakan konsep pensiun dini sangat mungkin dilakukan. Kuncinya, adalah masalah pengaturan keuangan yang ketat sejak awal.
“Yang perlu dipikirkan ketika berbicara soal pensiun dini, yang pertama adalah, besok makan dari mana? Uangnya dari mana? PR-nya adalah mempersiapkan uangnya,” ujar Andy, Rabu (20/10).
Andy menegaskan banyak cara yang dapat membuat seseorang berhasil mengumpulkan dana pensiunnya dalam waktu lebih singkat. Salah satunya dengan mempersiapkan passive income stream alias pendapatan pasif yang stabil dan dapat diandalkan, seperti investasi.
“Ya, investasi bisa jadi tujuan bagi kita untuk menjadi sumber dana pasif ketika memasuki masa pensiun. Investasi ini harus diolah dan dilihat dengan baik, supaya bisa memberikan income stream secara reguler per bulan, atau minimal satu tahun sekali,” jelasnya.

Andy mengakui dari banyaknya instrumen investasi yang tersedia, hanya sedikit yang bisa memberikan income stream yang rutin. Karenanya, para calon pensiunan dini perlu memilih instrumen investasi yang sesuai.
Dari pengalaman dan risetnya, dia berkesimpulan ada 4 instrumen investasi yang tepat untuk persiapan pensiun dini. Apa saja?
1. Saham
Bicara soal saham, Andy langsung mengerucut pada pembahasan dividen sebagai sumber pendapatan. Dalam proyeksinya, jika seorang investor membeli saham dengan cara mencicil setiap bulan, ia bisa memperoleh dividen yang cukup besar dari jumlah perhitungan selisih dan lebih sahamnya.
“Saham, mereka bisa dapat dividen. Kita tidak bicara soal trading, ya, jadi investasi yang periodenya lebih panjang. Ada dividen satu tahun sekali, itu lumayan. Jika belinya nyicil, tiap bulan dari sekarang, enggak berasa, nanti umur 40 tahun dividennya besar karena kepemilikan saham juga sudah besar,” pungkas Andy.
Andy sempat menyebutkan sosok inspirasional yang bisa dijadikan contoh, yakni Lo Kheng Hong selaku pemegang 151,42 juta lembar saham PT Petrosea Tbk. (PTRO). Tahun ini, Kheng Hong kembali mendapatkan dividen atas kinerja tahun buku 2020 sebesar Rp 17,6 miliar.
“Contohnya seperti Lo Kheng Hong, ia bisa ‘kaya’ karena dividen saham. Pensiun tinggal menikmati dividennya saja,” tambahnya.
2. Reksa Dana Pasar Saham, lalu ke Deposito atau Obligasi Ritel
Melihat ke dalam tren yang sedang tinggi di kalangan milenial dan gen Z, Andy merasa bahwa investasi di reksa dana berbasis pasar saham juga dapat memberikan peluang yang cemerlang sebagai persiapan pensiun dini.
Ia menyarankan supaya masyarakat dapat mulai menabung di reksa dana pasar saham secepatnya. Sehingga, pada saat pensiun nanti, seluruh simpanan dapat dicairkan sekaligus.
Tak berhenti di sana, dana yang sudah diterima secara tunai tersebut tidak hanya disimpan dalam lemari atau bawah kasur, teman kumparan. Anda disarankan untuk segera memasukkan jumlah dana tersebut ke dalam Deposito atau Obligasi Ritel.
Bukan tanpa alasan, perpindahan dana ini merupakan trik Andy untuk mengakali penerimaan pendapatan yang lebih besar. Ketika pensiun, katanya, Anda dapat menggunakan bunga yang dihasilkan dari deposito atau obligasi ritel tersebut. Cermat, bukan?
“Kalau milenial bisa pilih basisnya pasar saham, jadi ketika umur 40, reksa dana bisa dicairkan sekaligus. Nantinya, uang itu masukkan ke deposito atau obligasi ritel. Jadi, untuk kehidupan sehari-hari, ambil dan pakai bunganya saja,” ucapnya bersemangat.
3. Peer-to-Peer Lending (P2PL)
Dengan imbal hasil yang cukup besar, instrumen investasi lain yang Andy sarankan adalah peer-to-peer lending (P2PL). Terdapat dua metode P2PL yang ia maksud. Pertama, secara online melalui perusahaan pihak ketiga; atau kedua, secara manual dengan menawarkan diri sebagai pemodal dalam usaha milik kerabat, rekan kerja, atau keluarga.
“Mulai banyak yang peer-to-peer lending karena return yang besar. Enggak harus yang online, tapi kalau mau harus yang resmi, ya. Bisa juga perseorangan dalam konteks perdagangan, misalnya kita buat persetujuan untuk dapat 5 persen dari income per penjualan. Jadi, kita bisa join sebagai pemodal,” kata Andy.
Dari kacamatanya sebagai perencana keuangan, cara ini sangatlah cocok bagi orang-orang yang tidak pandai berwirausaha secara independen. Supaya ‘uang dingin’ tidak hanya terjebak di rekening, Anda dapat mempertimbangkan cara P2PL sebagai solusi mendapatkan income stream yang potensial.
4. Properti
“Jika modalnya punya yang lebih besar, ambil investasi properti. Seperti kontrakan, kos-kosan, sewakan. Waktu pensiun, kita bisa dapat income dari penyewaannya,” kata Andy.
Sebelum menutup wawancara, Andy juga teringat bahwa investasi pada aset properti juga memiliki potensi keuntungan yang tak hanya besar, tetapi juga deras. Lantaran, tanah atau bangunan yang dimiliki bisa diubah menjadi lahan serbaguna. Mulai dari kontrakan, indekos, rumah toko, dan masih banyak lagi.
Ditambah lagi dengan banyaknya instansi pihak ketiga yang biasanya menawarkan jasa “auto pilot project”, di mana Anda sebagai pemilik aset properti membagi persentase penghasilan dengan pihak ketiga, yang akan bekerja sebagai pemasar dan pengelola properti.
“Ide yang bagus itu, jadi diserahkan ke agen. Biar agen yang urus pemasarannya, pengelolaan operasionalnya. Tapi itu pilihan, ya. Karena ada yang lebih suka terjun langsung secara end-to-end,” tutupnya.

Sumber Berita
Kumparan

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker