Sejarah Wisnuwardhana, Raja Singasari yang Meninggal dengan Wajar

Abadikini.com – Ranggawuni berhasil membalas dendam atas kematian ayahnya Anusapati. Dia kemudian menjadi raja di Singasari. Anusapati merupakan putra dari Tunggul Ametung dan Ken Dedes.

Dalam sebuah pertempuran, Tohjaya (putra Ken Arok dan Ken Dedes) yang sebelumnya membunuh Anusapati mengalami luka parah dan melarikan diri keluar kota. Namun karena lukanya sangat parah akhirnya meninggal di desa Katang Lumbang, yang letaknya sampai sekarang belum diketahui.

Setelah dapat mengalahkan Tohjaya maka Ranggawuni naik tahta dengan gelar Wisnuwardhana. Ranggawuni mengendalikan pemerintahan bersama Mahesa Campaka, putra Mahesa Wong Ateleng. Demikian dilansir dari jatimprov.go.id, Rabu (1/9/2021).

Mahesa Campaka mendapat gelar Ratu Angga Bhaya, yaitu pejabat yang bertanggung jawab atas keamanan (bahaya). Dalam pemerintahannya, Singasari terasa aman.

Salah satu tindakan Wisnuwardhana yang bijaksana adalah mengangkat putranya, Kertanagara, menjadi raja muda (yuwa raja) pada 1254. Jabatan yuwa raja adalah sebagai Raja Muda, Putra Mahkota yang kelak akan menggantikan Raja setelah sang Raja wafat. Suatu langkah kaderisasi yang patut diteladani.

Wisnuwardhana memerintah antara tahun 1248 sampai tahun 1268. Ia merupakan satu-satunya raja Singasari yang meninggal secara wajar. Abunya ditempatkan di Waleri dalam perwujudannya sebagai Siwa dan Jajaghu (Candi Jago) sebagai Budha Amughapasa.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker