Singapura Bersiap Jalani Hidup Dan Mati Bersama Covid-19

Para ahli memperkirakan mayoritas kematian akan terjadi di kelompok usia paling tua yang belum divaksinasi meski memenuhi syarat hingga setengah tahun ke depan.

Menteri kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan bulan ini bahwa ketika ekonomi dibuka, warga Singapura harus “secara psikologis siap dengan angka kematian akibat COVID-19 yang mungkin akan meningkat.”

Tiga perempat populasi Singapura telah menerima vaksin COVID-19 secara lengkap, dan negara itu berencana melonggarkan pembatasan pada September ketika tingkat vaksinasi mencapai 80 persen.

Hingga 16 Agustus, 80 persen warga berusia 70 tahun ke atas telah divaksin penuh, begitu pula 88 persen warga berusia 60-69 tahun.

Singapura mencatat enam orang meninggal akibat COVID-19 dalam dua pekan terakhir dan tak satu pun dari mereka telah menjalani vaksinasi.

Hasil awal model matematika menunjukkan bahwa angka kematian di antara lansia berusia 60 ke atas diprediksi mencapai 480 orang pada 2022, kata  Teo Yik Ying, dekan Sekolah Kesehatan Publik Saw See di NUS.

Negara-negara lain yang sempat berhasil mengatasi virus corona di awal pandemi seperti Australia juga tengah mengganti strategi mereka untuk menghadapi lebih banyak kematian dalam era di mana COVID-19 akan tetap ada.

Namun, sebagai salah satu negara dengan tingkat vaksinasi tertinggi di dunia, Singapura mungkin akan menjadi negara pertama yang menunjukkan apa arti sebenarnya dari kondisi itu.

“Jika negara mulai bergerak menuju strategi COVID-19 yang endemik, harapannya akan ada lebih banyak kematian akibat penyakit itu, meskipun masih belum jelas berapa banyak dari kematian itu dianggap berlebih dan berapa banyak kematian itu terjadi terlepas dari (ada tidaknya) COVID-19,” kata Teo.

Sumber: Reuters

Laman sebelumnya 1 2

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker