Ventilator Buatan LIPI Lulus Uji Fungsi

Abadikini.com, JAKARTA – Smart Innovative Ventilator Indonesia (Sivnesia) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah lulus uji fungsi dan akan masuk tahap uji klinis.

Sivenesia besutan Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi (P2ET) LIPI ini diketahui telah melalui serangkaian tahapan pengujian. Di antaranya adalah pengujian skala laboratorium sebagai tahap awal pengujian, dimana pengujian fokus kepada masalah teknis dengan mengacu pada standar yang telah ditetapkan.

“Tahap selanjutnya, kami akan melakukan uji klinis Sivenesia sebagai tahapan selanjutnya untuk mendapatkan izin edar sebagai wujud diseminasi hasil penelitian kami,” ujar Eko lewat keterangan tertulis (16/7).

Sebelumnya, uji fungsi telah dilakukan di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan RI. Sivnesia pun telah dinyatakan lulus uji serta mendapat sertifikasi dengan nomor YK.01.03/XLVIII.2/PK/2021 (025 untuk CPAP & 026 untuk BiPAP).

Uji fungsi ini meliputi serangkaian pengujian seperti kinerja sistem (performance), ketahanan sistem (endurance) dan keamanan kelistrikan selama 21 hari tanpa berhenti.

Sivenesia yang dikembangkan P2ET ini dirancang dengan dua mode operasi Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) dan Bi-level Positive Airway Pressure (BiPAP).

Sedangkan mode BiPAP merupakan ventilator yang dapat menghasilkan dua level tekanan udara positif yang berbeda, yaitu pada saat menarik napas (inspirasi) dan pada saat menghembuskan napas (ekspirasi), sehingga lebih nyaman digunakan oleh pasien karena akan mengikuti ritme pernapasan dengan tetap terjaga tekanan di akhir napas atau PEEP (Positive end-expiratory pressure) yang diperlukan.

Menurut Eko, ventilator dengan mode CPAP dan BiPAP ini biasanya disarankan oleh dokter untuk pasien penderita sleep apnea atau gangguan tidur serius, yaitu gejala di mana sistem pernapasan pasien akan berhenti beberapa saat selama tidur. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan kualitas tidur menjadi buruk.

“Mode ventilator CPAP atau BiPAP ini, merupakan mode pada ventilator yang bekerja berdasarkan tekanan atau pressure based, yang bertujuan untuk mencegah tersumbatnya jalan napas seperti gejala yang banyak dialami oleh penderita Covid-19, serta untuk melatih otot-otot pernapasan sebelum pasien bisa bernapas secara normal,” ujar Eko

Eko menuturkan, baik mode CPAP maupun BiPAP tergolong dalam sistem pengobatan non-invasif atau tanpa pembedahan yang paling efektif dan merupakan pilihan pertama serta paling banyak digunakan untuk pasien yang mengalami gangguan pernapasan.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker