Trending Topik

Menteri Penggagas RI Negara Kepualuan Wafat, Yusril: Sangat Layak Prof Mochtar Diangkat jadi Pahlawan Nasional

Abadikini.com, JAKARTA – Mantan menteri di era Presiden Soeharto, Mochtar Kusumaatmadja meninggal dunia hari ini, Ahad (6/6/2021) pada pukul 09.00 WIB di kediamannya Jalan Belitung, Jakarta Selatan. Almarhum wafat di usia 92 tahun.

Kabar berpulang ke Rahmatullah Mochtar Kusumaatmadja, Guru Besar Hukum Internasional UNPAD dan UI, mantan Menteri Kehakiman dan Mantan Menteri Luar Negeri RI ini disampaikan Yusril Ihza Mahendra lewat laman twitter pribadinya, @Yusrilihza_Mhd yang baru saja dilihat Abadikini.com, Ahad, (6/6).

Menurut Yusril, almarhum telah lama menderita sakit dan dirawat di tempat kediamannya di Jl Belitung, Kebayoran Baru. Ia juga ingin sekali menjenguk namun karena pandemi sehingga keinginannya itu belum kesampaian.

“Telah lama beliau menderita sakit di tempat kediamannya di Jl Belitung, Kebayoran Baru. Niat saya untuk menjenguk beliau tak kesampaian karena pandemi. Saya hanya menyampaikan salam kepada guru dan senior saya itu melalui adiknya Sarwono Kusumaatmadja,” kata Yusril.

Alm Pak Mochtar kata Yusril, adalah orang yang ramah dan baik hati. Sebab ketika dirinya menjadi Menteri Kehakiman dan HAM, beliau beberapa kali datang ke Departemen Kehakiman di Kuningan.

“Beliau datang bersilaturrahmi sambil memberi banyak nasehat kepada saya yang yunior,” ujar Yusril.

Tak hanya itu, Lanjut Yusril menuturkan, semasa mahasiswa ia pernah mengikuti kuliah beliau di FH UI dan membaca banyak buku-buku beliau yang sangat inspiratif. “Keahlian almarhum dalam hukum internasional, lbh khusus lagi hukum laut, sangat luar biasa. Gagasan wawasan Nusantara adalah gagasan beliau yg luar biasa,” tuturnya .

Pakar hukum tata negara ini menjekaskan, ketika Mochtar Kusumaatmadja menjadi Menteri Kehakiman dan Menlu beliau gigih memperjuangkan gagasan wawasan Nusantara di forum internasional sehingga akhirnya menjadi spirit pengaturan UN Convention of the Law of the Sea (UNCLOS). Dengan UNCLOS negara kita diakui dunia sebagai negara kepulauan.

“Laut antara dua pulau adalah teritori kita berapapun jaraknya. Pengaturan tentang Zona Ekonomi Ekslusif 200 mil memperluas kewenangan kita di laut. Hutang budi bangsa kita kepada Pak Mochtar dan juga pendahulu beliau Ir H Juanda mengenai masalah ini takkan terbayar selamanya,” jelasnya.

“Setelah wafat, sangat layak Prof Mochtar diangkat menjadi Pahlawan Nasional karena jasa dan pengabdiannya yang luar biasa. Beliau adalah akademisi, intelektual, teknokrat dan diplomat yang telah menyumbangkan sesuatu yang sangat berarti bagi kemajuan bangsa kita,” sambung Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini mengenang jasa almarhum.

Yusril akui banyak belajar bayak hal dari almarhum Mochtar Kusumaatmadja.

“Saya sangat banyak belajar kepada guru saya Prof Mochtar Kusumaatmadja. Sebagai pejabat negara, Pak Mochtar tetap berpikir dan bekerja dilandasi oleh semangat akademik dan intelektual yang tinggi. Dengan begitu, pejabat tak asal bicara dan mengambil keputusan asal2an,” tegasnya.

Yusril menilai, jabatan politik harus dimanfaatkan untuk menyumbang sesuatu yang berharga bagi bangsa dan negara. “Itu hanya dapat dilakukan oleh orang2 seperti Pak Mochtar. Modal intelektual, ketajaman berpikir dan komitmen kebangsaan dan kenegaraan yang tinggi adalah hal yg utama,” tegas Yusril.

“Selamat jalan Pak Mochtar. Saya takkan pernah lupa kebaikan Pak Mochtar kepada saya. Semoga amal kebajikan Pak Mochtar diterima Allah SWT dan diampuni segala kekhilafannya. Allahummaghfirlahu warhamhu wa’afihi wa’fu ‘anhu,” kenangnya.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker