Disaat Bangsa Yahudi Dihabisi Orang Eropa Gara-gara Wabah Black Death

Abadikini.com, JAKARTA- Wabah atau pandemi yang sangat mematikan bukan hanya sekali atau dua kali terjadi di dunia. Tercatat beberapa kali umat manusia mesti menghadapi pandemi yang mengancam nyawa mereka.

Jika saat ini kita diterpa ketakutan akibat pandemi COVID-19 maka dahulu ada wabah bernama black death yang mematikan puluhan juta jiwa di Eropa dan belahan dunia lainnya.

Usut punya usut rupanya wabah black death di Eropa pernah menyeret kaum Yahudi yang dulu tinggal di sana menuju liang lahat mengenaskan.

“Orang Eropa membantai Yahudi karena menuduh mereka sebagai biang penyebar virusnya,” kata Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Dr. Adian Husaini, Rabu (20/5/2021).

Namun kondisi yang berbeda mereka terima saat sebagian Yahudi tinggal di pemukiman yang mayoritas Muslim. Mereka justru memperlakukan bangsa Yahudi secara adil, baik, dan dilindungi.

“Kaum Muslimin saat itu melihat wabah black death sebagai penyakit biasa,” kata Dr. Adian.

Dia melanjutkan, sepanjang sejarah umat Islam sering memperlakukan bangsa Yahudi secara adil. Jika mereka tidak berbuat macam-macam maka akan mendapatkan perlindungan sebab hal ini merupakan salah satu syariat agama Islam.

Contoh lain perlakuan adil yang mereka dapatkan yaitu ketika Ratu Isabela mengusir kaum Muslimin dan Yahudi dari tanah Spanyol dengan meninggalkan seluruh harta benda mereka.

Jika masih ingin tinggal di Spanyol maka diberi opsi harus murtad ke agama Nasrani dan meninggalkan atribut keislamannya atau mati.

Kala itu orang-orang Yahudi tidak tahu mesti ke mana sampai akhirnya Kesultanan Ottoman menerima mereka dan memberikan perlindungan.

Selama 400 tahun lamanya mereka hidup di bawah perlindungan Kesultanan Ottoman dan mendapatkan perlakuan baik. Bahkan ada beberapa di antara mereka yang diangkat menjadi pejabat tinggi.

“Masalah Yahudi dan yang terjadi di Palestina ini sederhana, ini soal penjajahan. Masalahnya bangsa yang enggak punya tanah ini merebut negara Palestina,” pungkas Dr. Adian.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker