LaNyalla Mahmud Mattalitti Wakafkan Tafsir Al-Quran untuk Masjid Tua Al-Hilal Katangka

Abadikini.com, MAKASAR – Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI), AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyerahkan bantuan tafsir Ibnu Katsir di Masjid Tua Al-Hilal Katangka, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (10/5/2021).

Dalam wakaf atau pemberian tafsir Alquran tersebut, Senator asal Jawa Timur itu mengutus seorang perwakilannya dari Kota Makassar. Wakaf tafsir pria yang kini menjadi pucuk pimpinan DPD RI itu diterima langsung oleh Ketua pengurus Masjid tua Katangka usai salat Subuh.

“Terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ketua DPD RI, AA Lanyalla Mattalitti atas sumbangan tafsir Ibnu Katsir untuk Masjid tua Al-Hilal Katangka,” kata Ketua Pengurus Masjid, Drs Haji Maddatuang Daeng Pabe.

Haji Maddatuang mengatakan, sumbangan tafsir Al-Quran Ibnu Katsir tersebut akan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh jamaah Masjid tua Katangka untuk memperkaya pengetahuan terhadap Al-Quran.

“Kami dari pengurus masjid juga menyampaikan salam kepada bapak Lanyalla Mattalitti,” ucap Haji Maddatuang.

Penyerahan tafsir Al-Quran tersebut sehari menjelang Ulang Tahun ke-62 mantan Ketum PSSI itu. Diketahui, Lanyalla lahir di Jakarta 10 Mei 1959. Beberapa ucapan selamat juga telah disampaikan oleh berbagai pihak. Termasuk yang disampaikan oleh Ketua Komite I DPD RI, M. Fachrul Razi.

“Semoga Tuhan YME senantiasa selalu memberikan keberkahan, diberikan kemudahan dalam setiap langkah dan kesehatan serta kebahagiaan sepanjang usia,” tulis Fachrul Razi.

Perjalanan Spiritual

Kepedulian LaNyalla terhadap Masjid tak lepas dari kisah panjang spiritualnya di Masjid Besar Ainul Yaqin Sunan Giri, Gresik, Jawa Timur.

Masjid tersebut menjadi saksi sejarah perjalanan spiritual seorang LaNyalla.

Di masjid yang berada di kompleks Makam Sunan Giri tersebut, ia banyak menghabiskan waktu untuk mendekatkan diri kepada Sang Ilahi.

Kala itu ia masih berusia 27 tahun.
LaNyalla muda memulai titik balik transformasi kehidupan spiritualnya. Berawal saat ia menjadikan Masjid Sunan Giri sebagai ‘tempat tinggal’ sementara.

Kisaran tahun 1986-1987, Senator Jawa Timur itu banyak menghabiskan waktu untuk beribadah di Masjid Sunan Giri yang terletak 45 km dari Surabaya. LaNyalla yang berdomisili di Surabaya, bahkan sempat menginap selama 40 hari dengan tidur di atap masjid.

Selama 40 hari itu, LaNyalla menyendiri berkhalwat dengan sang Pencipta. Mantan Ketua Umum PSSI tersebut berzikir, melakukan ritual wajib dan sunah di Masjid Sunan Giri guna menempa diri untuk menjadi manusia dengan sisi pribadi spiritual yang baik.

Seorang sahabat LaNyalla, Zainul Fuad menjadi saksi hidup perjuangan spritual pria kelahiran 10 Mei 1959 tersebut. Hanya Zainul yang mengetahui LaNyalla tinggal di menara Masjid Sunan Giri saat sedang berkhalwat.

“Di atas atap sampai 40 hari, tapi ndak ada yang tahu, cuma saya sendiri yang tahu. Yang jaga juga ndak tahu,” cerita Zainul.

Lahir dari Keluarga Bugis-Makassar

Meski lahir di Jakarta dan besar di Surabaya, Jawa Timur, namun tanah Bugis-Makassar bukanlah hal asing bagi seorang Lanyalla. Silsilah keluarganya berasal dari Sulsel. Sang kakek yang bernama Haji Mattalitti adalah seorang saudagar Bugis-Makassar yang cukup disegani di Surabaya.

Lanyalla sendiri besar dari keluarga berpendidikan dan pengusaha. Ayahnya Mahmud Mattalitti merupakan dosen yang pernah dipercaya sebagai Pembantu Dekan Fakultas Hukum Universitas Airlangga.

Mengikuti orang tuanya, La Nyalla menghabiskan sebagian besar hidupnya di Surabaya. Sebelum menjabat Ketua DPD RI, beragam organisasi baik kepemudaan, olahraga hingga pengusaha pernah ia pimpin. Lanyalla sendiri mengenyam pendidikan di SD Bhinneka Bhakti, Surabaya. Kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Surabaya, SMA Negeri 3 Surabaya, serta mengambil kuliah Teknik Sipil di Universitas Brawijaya.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker