Buntut Remehkan Capten Ali Ibrahim, Warga Tidore Rame-Rame Kembalikan Paket Sembako Achmad Hatari
Abadikini.com, TIDORE – Wahid, salah seorang dari puluhan warga Kelurahan Gurabati, Kota Tidore Kepulauan mengembalikan paket sembako yang diberikan oleh Anggota DPR RI Achmad Hatari.
“Masyarakat dan kelompok nelayan kase pulang bantuan ini karna tara suka deng dia p cara,” kata Wahid kepada wartawan, Senin (26/4/2021).
Ia menceritakan, puncak dari kekesalan masyarakat terhadap ketua DPW Partai Nasdem Maluku Utara itu karena sebagai tokoh Gurabati dan juga nasional tak sepantasnya mengucapkan pernyataan di depan umum.
Menurut Wahid, Achmad Hatari telah meremehkan Capten Ali Ibrahim yang juga tokoh Gurabati di dalam Masjid Agung Nurul Yaqin. Hal itu terkait dengan rencana pencalon Capten Ali sebagai calon gubernur Maluku Utara pada Pilkada Serentak 2024 mendatang.
“Achmad Hatari dengan nada kurang menyenangkan mengatakan jika Ali Ibrahim calon gubernur, maka iris lehernya jika Ali Ibrahim terpilih. Nah, hal inilah yang memicu kemarahan masyarakat,” ungkap Wahid.
Sementara Rian, salah seorang masyarakat Gurabati mengaku kecewa dengan pernyataan Achmad Hatari terkait tanah wakaf.
”Kami sebagai masyarakat Gurabati kecewa dengan pernyataan Acmad Hatari, belum lagi hanya sejengkal tanah yang sudah di wakaf itu dipermasalahkan,” kata Rian.
Lebih lanjut, kata Rian, persoalan tanah (jalan) yang sudah di wakaf untuk kepentingan pembangunan Masjid itu, kemudian dimanfaatkan oleh kelompok nelayan untuk pembangunan jalan sementara, guna mengangkut hasil tangkapan harus dibongkar.
”Pembangunan jalan sementara itu digunakan nelayan untuk kepentingan angkut hasil tangkapan, kalau Pak Hatari mau bongkar, kami keluar bagaimana,” ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Achmad Hatari mengisi masa reses melalui aksi bagi-bagi paket sembako. Ada sebanyak 1480 paket sembako yang disalurkan bagi warga di Kelurahan Gurabati, Kota Tidore Kepulauan, Jum’at (23/4/2021).
Paket sembako yang dibagikan Ahcmad hatari kepawa warga Gurabati berupa beras, gula pasir, minyak goreng, teh serta pecahan uang Rp 75 ribu.
