Trending Topik

Salah Satu Deklarator Demokrat Sebut Sekarang di Partai Banyak Yudas

Abadikini.com, JAKARTA – Salah satu deklarator Partai Demokrat Etty Manduapessy bercerita perihal awal berdirinya Partai berlambang Mercy itu.

Etty lalu bercerita awal mulanya hingga suka dukanya mendirikan Partai yang menghantarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Presiden dua periode.

Menurut Etty, para pendiri waktu itu didirikan secara patungan. Tidak sedikit yang menjual harta agar partai yang kini dipimpin putera sulung SBY itu bisa tegak berdiri.

“Iya itu kita jual harta, saya ini jual harta, saya jual emas-emas, sampai gadai di pegadaian. Tidak ada orang bantu kita, kalau saya cerita itu tuh kita bisa nangis toh,” ujar Etty Manduapessy seperti dikutip dari Sindonews, Kamis (4/2/2021).

Saat itu, yang ada di kepala Etty dan para pendiri Partai Demokrat lainnya adalah pengabdian.

“Jual harta jual apa, jual segala macam, jual tanah, jual dusun, ada teman-teman sampai meninggal di tengah jalan karena pengorbanan itu,” kata Etty yang mengaku belum menyatakan keluar dari partai.

Beberapa waku belakangan, Etty melihat bayangan idealnya tentang Partai Demokrat yang ikut didirikannya runtuh. Dia melihat Partai Demokrat sudah tidak sesuai dengan tujuan awal pendiriannya.

“Ini di Demokrat ini banyak orang penjilat, banyak Yudas di situ, banyak cari jabatan yang pada dapat kursi, banyak di situ. Tapi prinsipnya kita sebagai pendiri lain, pendiri itu punya kewajiban moral untuk bilang siapa bisa siapa tidak bisa. Kita berpikir untuk kepentingan nasional, rakyat, kita tidak berpikir untuk kepentingan duduk di partai, atau di DPR atau jadi pejabat A, B, C dan sebagainya. Kita tidak berpikir begitu,” cerita Etty.

Hingga kini dia pun mengaku sudah tidak respek lagi dengan SBY sejak lama.

“Sebab waktu SBY jadi presiden itu semua keluarga itu duduk di mana-mana di DPR, di DPRD Provinsi, segala keluarganya, dia nepotisme,” tuturnya

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker