Tercatat Sudah 600.000 Orang di Inggris Disuntik Vaksin Pfizer Covid-19

Abadikini.com, JAKARTA – Lebih dari 600.000 orang di Inggris telah menerima dosis pertama vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 sejak vaksinasi dimulai di negara itu pada awal Desember, kata pemerintah Inggris, Kamis (24/12/2020).

“Pemerintah hari ini menerbitkan angka yang menunjukkan bahwa jumlah orang yang telah menerima vaksin antara 8 Desember dan 20 Desember di Inggris adalah 616.933,” kata Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial melalui pernyataan.

Inggris pada awal Desember menjadi negara pertama di dunia yang meluncurkan penggunaan vaksin yang dibuat oleh Pfizer dan BioNTech.

Secara keseluruhan, negara itu telah memesan 40 juta dosis vaksin Pfizer. Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan ia  berharap jutaan dosis lagi akan diterima Inggris pada akhir tahun ini.

Vaksin telah diberikan pada penghuni panti asuhan, mereka yang berusia 80 tahun ke atas, serta staf kesehatan dan perawatan sosial melalui lebih dari 500 lokasi vaksinasi, kata pemerintah.

Hancock, Rabu (23/12), mengatakan produsen obat Inggris AstraZeneca Plc menyerahkan paket data lengkap tentang vaksin COVID-19 ke regulator obat Inggris.

Kepala Eksekutif Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan June Raine mengatakan kepada Reuters pada Kamis bahwa regulator memulai analisis data dan akan membuat keputusan dalam “waktu sesingkat mungkin.”

Secara terpisah, juru bicara Departemen Kesehatan mengatakan kepada Reuters bahwa beberapa anggota staf di laboratorium pengujian Milton Keynes, yang terbesar di Inggris, dinyatakan positif COVID-19.

Varian baru dari virus corona telah menyebar dengan cepat di Inggris baru-baru ini dan sebagian besar wilayah Inggris berada di bawah pembatasan COVID-19 yang paling ketat.

Mutasi yang dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.7, disebutkan 70 persen lebih menular dan lebih mengkhawatirkan akan menjangkiti anak-anak.

Perkembangan soal mutasi itu telah menebar kekacauan di Inggris, mendorong sejumlah negara menerapkan larangan perjalanan –yang mengganggu perdagangan dengan Eropa, serta membuat negara pulau itu terancam harus mengisolasi diri.

Sumber : Reuters

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker