Ketum Pemuda Persatuan Menyoal Kegagalan PPP Periode Romy-Asrul

Abadikini.com, JAKARTA – Kegagalan PPP pada pilkada jilid 1 dan Pileg 2019 ditenggarai tidak hanya karena kasus hukum yang menyeret Romahurmuziy alias Romy, namun juga karena ketidak mampuan pengurusnya mengelola partai berlambang Ka’bah ini dengan baik. Seperti diketahui, kursi di pusat parlemen senayan 2019 hanya 19 Kursi, progressnya menurun jauh lebih dari 50% jika dibandingkan dengan 39 kursi didapat tahun 2014.

Begitupula dengan perolehan suara PPP pileg 2019 hanya 6.323.147 atau 4,52 persen suara menurun jauh dibanding tahun 2014 mengantongi 8.157.488 atau 6,53 persen suara. Bahkan perolehan suara PPP kali ini nyaris menyentuh ambang batas parlemen. Kegagalan PPP juga dirasakan di daerah-daerah diseluruh Indonesia.

bahkan kantong-kantong suara yang selama ini jadi lumbung suara PPP direbut oleh partai muslim lainnya seperti PKS, PKB, dan PAN. Kegagalan ini patut menjadi dosa besar yang dipikul oleh Romahurmuziy-Arsul Sani (Romy-Arsul) selaku Ketum dan Sekjen saat itu.

Kegagalan PPP ini membuat geram berbagai pihak termasuk para senior, kader dan simpatisan. Salah satu senior PPP dan sekaligus Ketum Pemuda Persatuan Ebit T.

Ebit mengatakan dirinya sangat menyayangkan capaian negatif PPP tersebut. Boleh dikatakan PPP saat berada di pinggir jurang, lampu kuning, menanti tahun 2024 kemungkinan masuk jurang, jika PPP masih mempertahankan orang-orang yang berdosa seperti pengurus yang ada bersama gerbong Romy-Arsul yang sudah gagal total.

“Saya sangat marah melihat capaian negatif PPP, dan Romy-Arsul harus bertanggung jawab kepada seluruh kader dan simpatisan PPP,” kata Ebit kepada media, Sabtu (5/9/2020).

Lebih lanjut, Ebit menyayangkan sikap ambisius dari pengurus-pengurus yang sudah gagal total tersebut memaksakan diri untuk memimpin PPP.

“Kami Pemuda Persatuan meminta kesadaran anda-anda yang sudah gagal total ini untuk tidak memaksakan diri di Muktamar PPP nanti”, tegas Ebit.

Menurut Ebit dalam pantuannya, saat ini pengurus-pengurus yang gagal total tersebut sedang gencar-gencarnya membangun komunikasi dengan pengurus-pengurus wilayah, termasuk Arsul Sani-Sekjen PPP saat ini.

“Saya mendengar Bung Arsul Sani sedang giatnya membangun komunikasi dengan wilayah-wilayah untuk memuluskan ambisinya menjadi ketum PPP di Muktamar 2020 nanti” kata Ebit.

Menurut Ebit, sah-sah saja bagi siapapun juga berkeinginan mencalon diri memimpin partai berbasis umat muslim ini.

Sebab kata dia, Itu hak setiap orang, namun ada aspek etika dan moral politik yang perlu dikedepankan.

“Jika sudah pernah gagal total memimpin organisasi, sepatutunya berjiwa besar tidak memaksakan ambisi, justru memberikan kesempatan PPP dipimpin orang-orang berkompoten dan punya niat tulus membenahi dan membangun PPP lebih baik kedepannya. Bukan membatasi mereka dengan dalil AD/ART hanya untuk memuluskan ambisi personal,” tegasnya.

Terhadap hal ini, terang Ebit, Pemuda Persatuan sangat tegas dan tidak akan memberikan ruang bagi mereka-mereka yang sudah gagal memimpin PPP untuk maju mencalonkan diri di Muktamar.

“Gerakan Pemuda Persatuan hanya semata-mata untuk menyelamatkan PPP yang diprediksi akan karam ditahun 2024 nanti,” bebernya.

Ebit menjelaskan bahwa gerakan mereka ini murni gerakan moral yang didukung penuh oleh para senior, kader dan simpatisan PPP diseluruh Indonesia, karena mereka tidak mau PPP hanya tinggal nama. Dia juga tidak menghendaki PPP dipimpin orang-orang telah gagal total.

“Bagi para pengurus PPP termasuk Bung Arsul Sani jika tidak sejalan dengan gerakan kami ini, silahkan berdebat terbuka dengan kami” tuturnya.

Lebih lanjut Ebit menegaskan akan melakukan aksi besar-besaran menolak Arsul Sani dan jajarannya bersama Romy untuk tidak memaksankan mencalon diri di Muktamar nanti.

Menurtnya, gerakan Pemuda Persatuan akan mengawal proses Muktamar PPP. Bahkan akan mengambil peran untuk mengantarkan PPP keluar dari lubang jarum melewati Parliamentary Threshold-Ambang Batas Parlemen. Pemuda Persatuan mengedepankan proses pengkaderan dan pendidikan politik bagi simpatisan hingga di level terendah tingkat desa, yang sudah dilupakan oleh pengurus PPP. Perlu disadari bahwa organisasi partai politik kekuatannya ada di kader dan simpatisan.

“Janganlah menghalang-halangi umat muslim untuk menjadi anggota PPP, mereka itu kekuatan kita, basis jantung organisasi kita” kata dia.

Lebih lanjut dia juga menyampaikan bahwa PPP semestinya merangkul lebih banyak Kader dan Simpatisan dan memilihara yang sudah ada. Tanpa mereka PPP tidak ada artinya dan tidak akan pernah ada.

Partai PPP ini terang dia, akan tetap berlayar jika dihuni pengurus yang memiliki semangat kerja dan integritas yang tinggi. Pemimpin yang tidak banyak retorika dan sok-sok pintar. Output dan outcome kerja harus jelas.

Olehnya itu, Pemuda Persatuan menghimbau kepada pengurus wilayah dan cabang PPP diseluruh Indonesia untuk peka dan berani melakukan terobosan untuk tidak memilih mereka-mereka diatas yang telah gagal total, termasuk Sekjen PPP saat ini.

“Jantung PPP ada di Muktamar nanti, janganlah memilih mereka yang telah gagal total, jika anda memilih mereka itu artinya mempertahankan Pimpinan Karbitan yang siap menenggelamkan PPP dan tidak akan pernah berlayar kembali,” ibuhnya.

Ketua Umum Pemuda Persatuan sekaligus senior PPP tersebut mengharapkan ada terobosan dalam Mukhtamar nanti, termasuk membuka peluang bagi tokoh-tokoh nasional yang punya kapasitas dan integritas yang baik untuk memimpin PPP kedepannya.

“Pemuda Persatuan akan mengawal hajatan akbar PPP tersebut, dan memastikan akan terpilih pemimpin baru yang mampu membawa PPP lebih baik dan tetap berlayar alias tidak karam,” pungkas Ebit.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker