Sosiolog Universitas Indonesia Sebut Kebijakan Jokowi Tangani Wabah Corona Sudah Tepat

Abadikini.com, JAKARTA – Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Thamrin Amal Tomagola menilai kebijakan penanganan Covid-19 yang dilakukan selama ini secara umum sudah tepat. Misalnya terkait upaya menyeimbangkan solusi atas ancaman pandemi dan keadaan ekonomi.

“Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) dan pemerintah, pada umumnya sejauh ini saya kira sudah on the right track. Artinya Pak Jokowi dan pemerintah menimbang dengan hati-hati antara ancaman pandemi dan keadaan ekonomi,” kata Thamrin.

Hal itu disampaikan Thamrin dalam Webinar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Kondisi demokrasi Indonesia di Masa Covid-19” di Jakarta, Minggu (23/8/2020).

Thamrin menuturkan tidak mudah bagi semua negara membuat keselarasan terkait dua aspek itu.

“Ada cara-cara keras dari negara kecil seperti New Zealand, Thailand, dan Jerman. Mereka dengan tegas menangani Covid-19, tetapi mengorbankan ekonomi. Namun, sekali lagi, mereka ini negara kecil,” ujar Thamrin.

Thamrin menegaskan situasi pandemi sudah sepatutnya dihadapi sebagaimana halnya peperangan. Dibutuhkan tindakan serba cepat. Thamrin menjelaskan otoritas yang didengar pertama yakni para ahli kesehatan, penyakit, dan virus.

“Pemerintah harus dengar masukan-masukan para ahli kesehatan publik, ahli penyakit, ahli virus, baru membuat keputusan. Pemerintah tidak boleh gamang. Dalam hal ini, secara garis besar, barangkali kebijakan dan tindakan dari pemerintah, khususnya Presiden sejauh ini sudah tepat,” ucap Thamrin.

Thamrin hanya menyesalkan sikap pemerintah yang mengecilkan skala ancaman pada awal pandemi. Sebab Indonesia tentu memiliki informasi intelijen terkait kasus Covid-19 yang terjadi di Wuhan, Tiongkok.

Thamrin menambahkan pemerintah semestinya dapat terbuka dari semula. “Kalau ada yang disembunyikan, terutama data, saya kira itu enggak bagus. Bicara saja secara jujur. Presiden kasih tahu tentang keadaan, risiko kesehatan, ekonomi, dan lainnya,” kata Thamrin.

Sekadar diketahui, survei melalui sambungan telepon digelar pada 12-15 Agustus 2020. Sampel mencapai 2.202 responden, dipilih secara acak dari koleksi responden survei tatap muka yang pernah dilakukan SMRC. Angka margin of error atau toleransi kesalahan +/- 2,1%, pada tingkat kepercayaan 95%.

Peneliti SMRC, Saiful Mujani mengatakan mayoritas publik menyatakan kepuasannya terhadap kinerja Presiden. “Sekitar 67 persen yang mengatakan puas terhadap kinerja Presiden. Trennya kurang lebih stabil, sebelum dan sesudah Covid-19 kepuasan terhadap kinerja Presiden di atas 60%,” kata Saiful saat memaparkan temuan SMRC.

Saiful menyatakan kepercayaan masyarakat terhadap Presiden juga cukup tinggi. Sebanyak 73% masyarakat meyakini bahwa Presiden mampu untuk membawa Indonesia keluar dari krisis imbas Covid-19. “Kecenderungan yang juga relatif stabil semasa Covid-19 ini berlangsung,” demikian Saiful.

Sumber Berita
Beritasatu

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker